HUKUM KOMUNIKATIF Karya: Anom Surya Putra ~ Naskah (calon) buku yang ditulis dalam keadaan "chaotic", non-sistematis, sedikit mengandung aforis atau metafor, tidak bermanfaat bagi praktisi hukum, dan mungkin berguna bagi pemula yang hendak membaca "hukum" dengan cara rebahan, atau bacaan ringan bagi individu yang mati-langkah dengan dunia hukum yang digeluti selama ini ~ BAGIAN KE-1: BANGUN DARI TIDUR YANG PANJANG Secangkir kopi dan teh berdampingan di meja kecil. Gemericik air dari pahatan pancuran air menemani cairan yang tersimpan di dalam cangkir kopi dan teh. Mata sembab setelah menatap ribuan kalimat di layar komputer. Jemari bergerak secara senyap, memindahkan visual pikiran dan audio batin ke dalam rangkaian gagasan. Awal. Baru memulai. Chaotic . Bangun dari tidur yang panjang. Terlalu banyak minum kopi dan teh sungguh memicu asam lambung. Cinta yang mendalam terhadap kopi dan teh terganggu dengan asam lambung yang bergerak maraton di dalam tubuh. Kurang b...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
OPINI Musik: Lagu 17 APRIL Album Orkestra Pergerakan 2008
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
LIRIK LAGU 17 APRIL
Lirik: Anom Surya Putra & Pachun.
Lagu, Aransemen, Vokalis: DQ.
Akulah Embun, Tetesan Tradisi
Melawan Matahari, Mencipta Pelangi.
Akulah Hujan, Titisan Sang Wali.
Melumat Kata, Menumbuk Diri.
Engkau adalah Mata Air Suci.
Bertahan Giring Arus Globalisasi.
Engkau adalah Bintang Pemimpin Negeri.
Bekerja, Tabuh Genderang Demokrasi.
REFF:
Wahai Sejarah, Saksikan Kami Tegak Berdiri.
Damaikan Samudra, Meluluhkan Tirani.
Khidmatku untuk Rakyat dan Ilahi.
Demi pertarungan yang kita perangi/menangi.
Dan pertempuran yang belum kita jalani.
VIDEO MUSIK
Lirik lagu 17 April meringkas sejarah kelahiran organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dengan gaya penulisan puitis-reflektif. Saya bersama Pacun (Ciputat) menulis dan berkali-kali menggubah lirik. Pun secara pribadi, saya meminta izin kepada Gus IIM (KH Hasyim Wahid) untuk mengutip dua kalimat puisinya ke dalam lirik 17 April ini. Adapun lagu (notasi dan progresi chord) disusun oleh DQ/Dicky.
Gaya lirik puitis-reflektif dalam Lagu 17 April dikontraskan dengan aransemen musik bergaya pop. Tujuannya, waktu itu, saya membayangkan, kader baru PMII yang tumbuh-kembang dengan spirit religi dan gaya hidup gaul tidak alergi dengan lirik-lirik tajam dalam Lagu 17 April.
"Akulah Embun, Tetesan Tradisi
Melawan Matahari, Mencipta Pelangi"
Lirik ini mengawetkan momen pembentukan, kemunculan, atau kelahiran PMII, yang disimbolkan bagai embun di pagi hari. Embun itu sekaligus merupakan tetesan tradisi. Tradisi yang bersumber dari Partai NU. Suasana hegemonik dan teriknya kontestasi kekuasaan pada masa awal berdirinya PMII (1960an) telah mendorong PMII untuk "melawan matahari", sambil berstrategi "mencipta pelangi" (memimpin koalisi lintas faksi di kalangan elit gerakan mahasiswa). Melawan dan mencipta pada gerakan mahasiswa 1966 tak bisa dipisahkan satu sama lain bagi PMII. Anda bisa membaca lebih lengkap perihal gerakan PMII pada tahun 1966 pada tulisan karya Fauzan Alfas.
"Akulah Hujan, Titisan Sang Wali
Melumat Kata, Menumbuk Diri"
Lirik ini menyimbolkan fase gerakan PMII berikutnya. Pada fase Orde Baru, PMII disimbolkan sebagai "hujan" yang dihasilkan dari pergumulan antara awan dan angin di atas sana. "Atas" berarti kalangan elit/pemimpin organisasi gerakan. Pada masa Orde Baru berlangsung pula, perdebatan internal tentang independensi PMII terhadap Partai NU dan interdependensi PMiI dengan Ormas NU. Gerakan PMII berpendar. Pertama, menggunakan pengetahuan tradisi untuk dibumikan ke persoalan sosial yang pelik (ibarat "titisan sang wali" yang telah melakukan pribumisasi Islam di Indonesia). Kedua, PMII berstrategi mencipta gerakan intelektual (lirik: "Melumat Kata") dan gerakan advokasi (lirik: "Menumbuk Duri"). Berbagai varian gerakan sosial PMII itu masing-masing beresiko tinggi untuk dihalau penguasa hegemonik.
"Engkau adalah Mata Air Suci,
Bertahan Giring Arus Globalisasi.
Engkau adalah Bintang Pemimpin Negeri,
Bekerja, Tabuh Genderang Demokrasi"
Lirik ini menyimbolkan fase gerakan intelektual dan gerakan advokasi PMII. Titik temunya terdapat pada kehendak untuk menjalani profesi keilmuan. Kampus dan profesi menjadi "mata air suci" bagi gestur PMII tahun 1990-an. Paradigma Kritis Transformatif adalah kata kuncinya. Tukik tajam terjadi pada agenda mondialisasi dengan tawaran Paradigma Berbasis Kenyataan (giring arus globalisasi) pasca Kongres XV di Bogor 2005. Bersamaan dengan maraknya tawaran paradigmatik itu, kalangan alumni PMII mulai menduduki posisi elit di negeri ini.
REFF:
"Wahai Sejarah, Saksikan Kami Tegak Berdiri
Damaikan Samudra, Meluluhkan Tirani.
Khidmatku untuk Rakyat dan Ilahi"
Akumulasi sejarah lahir dan tumbuh-kembangnya PMII tersimbolkan dalam barisan reff lagu. Seruan terhadap Sejarah sebagai "objek". Dengan intonasi yang lugas, PMII mengingatkan kepada Sang Sejarah: "Kami tegak berdiri." Seluruh ombak rintangan yang menakutkan telah didamaikan dan tirani diluluhkan. Namun, tak ada pretensi menjadikan PMII sebagai ancaman. Karena struktur pengetahuan dan praktik politik PMII tetap khidmat bagi Rakyat dan Ilahi.
"Demi pertarungan yang kita menangi
Dan pertempuran yang belum kita jalani".
Rasa terima kasih kami haturkan kepada Gus IIM (KH Hasyim Wahid) yang telah mengizinkan puisinya saya kutip dalam lirik. Memang, pengarang lagu (notasi dan progresi chord) dan vokalis lagu 17 April, Dicky/DQ, terbawa suasana rekaman yang sahdu dan melelahkan. Ungkapan "pertarungan yang kita menangi" berubah ucap menjadi "pertarungan yang kita perangi". Hal ini tidak saya revisi pada penulisan lirik sebagaimana tertera pada cover CD Album Orkestra Pergerakan yang diedarkan pada Kongres Batam. Semua pendengar bebas menggunakan lirik "perangi atau menangi".
Lagu ini saya lihat sudah di-cover oleh beberapa Youtuber. Terharu menontonnya.
Day 1 DEEPAK CHOPRA 21-Days of Abundance Meditation Challenge - So Hum The Reality of Abundance DEEPAK CHOPRA 21-Days of Abundance Meditation Challenge. Day 1 Here we go! After you complete the task, please write: "Day 1 Done." You can leave the group if you decide not to continue. I highly recommend doing the meditation and the task at the beginning of the day, if possible. It changes the course of the day! Task In your new notebook, make a list of 50 people that have influenced your life. They can be both living and already departed people, your relatives, friends, and celebrities, writers and personalities whom you do not necessarily know personally. Everyone who has influenced you, and contributed to your growth & development. The list must have at least 50 names. In the process of making a list, think about why you chose the person. What has changed in your life for the better? Move calmly and thoughtfully. Remember the best things about each person in the list and w...
HUKUM KOMUNIKATIF Karya: Anom Surya Putra ~ Naskah (calon) buku yang ditulis dalam keadaan "chaotic", non-sistematis, sedikit mengandung aforis atau metafor, tidak bermanfaat bagi praktisi hukum, dan mungkin berguna bagi pemula yang hendak membaca "hukum" dengan cara rebahan, atau bacaan ringan bagi individu yang mati-langkah dengan dunia hukum yang digeluti selama ini ~ BAGIAN KE-1: BANGUN DARI TIDUR YANG PANJANG Secangkir kopi dan teh berdampingan di meja kecil. Gemericik air dari pahatan pancuran air menemani cairan yang tersimpan di dalam cangkir kopi dan teh. Mata sembab setelah menatap ribuan kalimat di layar komputer. Jemari bergerak secara senyap, memindahkan visual pikiran dan audio batin ke dalam rangkaian gagasan. Awal. Baru memulai. Chaotic . Bangun dari tidur yang panjang. Terlalu banyak minum kopi dan teh sungguh memicu asam lambung. Cinta yang mendalam terhadap kopi dan teh terganggu dengan asam lambung yang bergerak maraton di dalam tubuh. Kurang b...
Welcome to day one. Welcome to the Chopra Center 21-Day Meditation Challenge, Creating Abundance. We are very happy you've decided to embark on this journey, into stillness and silence, to experience authentic abundance consciousness. Over the next three weeks, we'll focus on different aspects of abundance. In our first week, preparing for abundance, we'll consider the promise of unlimited potential. During this time, we learn what true abundance ism the infinite source from which it springs, how consciousness and the mind affect its flow, and how we can more deeply understand that abundance is a divine right, bestowed upon each, and every one of us. During our second week, we'll show how abundance relates to the seven spiritual laws of success, beginning with the law of pure potentiality, what exactly is possible, and ending with the law of dharma, how to increase abundance in our lives, by serving humanity, with our unique skills and talents. In our third week, we...
Welcome to day four. Noted Swiss psychologist and psychiatrist Carl Jung, coined the term, Collective unconscious. He coined the term to signify the beliefs we hold, that are based on what others have taught us. All these beliefs, stem from object prefer, seeking answers, externally, and accepting others portrayals of how life is supposed to be. As we reconnect with the higher self, they are living within for guidance, we begin to live our lives through self-refer, detaching from external messages, and living from Pure Consciousness or the unified field. As we contemplate our understanding of abundance, We may realize that our social conditioning has led us to believe, that there is only so much to go around, a finite amount of money, or a limited number of opportunities. Whether we define abundance as material wealth, love, joy, friends for recognition, we project the idea that these resources are scarce, and when they are gone, there will be no more. If this has been your ...
Welcome to day three. What is reality? Is it what we can experience with our senses? Or is it something else, something deeper. Consider for a moment, where was the chair you were sitting on before it was created, where was your newborn before she came into this world? Just because we cannot see or touch something, does not mean it doesn't exist. It simply means we can't experience it, in a three-dimensional world, at this moment. The same holds true for whatever you consider abundance, limitless love, unbounded joy, optimal health, our greater material possessions. Just because you're not experiencing what you desire in this moment, doesn't mean it can't exist, for you. We live our lives primarily on the physical plane, which includes everything that has form or substance, what we commonly refer to as mater. Some look at this physical realm, and see lack, others, see abundance. Some feel abundant, others feel limited, based on certain messages they may have receive...
Welcome to day five. There is a saying, you are known by the company you keep, and through our environments we tend to inherit the beliefs of those with whom we spend the most time. These philosophies then become part of our subconscious mind. Though research shows that we function largely with subconscious minds, that have been programmed by others, as humans we have the amazing ability to change past conditioning. We can achieve this, by releasing negativity, interacting with like-minded conscious people, enjoying inspirational sights and sounds, and engaging in uplifting activities. In this way, we can develop new positive ways of living, and begin to clear the subconscious of all that does not serve us. True transformation is brought about by the two qualities inherent in consciousness, attention, or focus, and intention, a clear vision of a desired outcome. Attention energizes, and intention transforms. What we place our attention on expands in our lives, and our intention fo...
Welcome to Day 20. When you believe you are valuable, you surround yourself with luxury, comforts and pleasures, beyond those needed for everyday living. Luxury is not materialism, it doesn't have to be an expensive car or opulent home, it can simply be the sweet fragrance of flowers, picked from a garden, a drop of scented oil in a warm bath, a piece of rich chocolate, or the sound of beautiful music. These are life small luxuries that cost very little, but means so much. Do you feel worthy of such luxury? Luxury is a natural state, and abundance our birthright. As Vedic wisdom tells us, every person is a piece of gold, pure gold is your essence, created from the love of the universe. Gold is as luminescent, and cherished, as are you. As such a treasure you deserve all the good the world has to offer, with this in mind know that by elevating your view of yourself, you elevate the quality of your life. Your outer world will echo your thoughts, beliefs and intentions, that yo...
Welcome to day eight. Welcome to our second week of the Chopra Center 21-Day meditation challenge. This week you will learn how to attract greater abundance, by applying the laws from my book, the seven spiritual laws of success to your life. Today we'll focus on the first law. The law of pure potentiality, which asserts that in our essential state, we are pure consciousness, pure potentiality and the field of all possibilities. When you discover your true nature, and know who you really are, you experience pure being, and sand fearless, in the face of any challenge. In this state, you're anchored in the unlimited and eternal power of the Self, restores people situations and circumstances to you, to help support your deepest desires. Engage in our daily activities, we sometimes hear thoughts and opinions, often expressed as fact, that do not reflect our divine essence, for instance, we may hear news that good jobs are scarce, the global financial picture is bleak, or the wor...
Muhammad Fachri , Direktur Advokasi dan Kerjasama Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa PDTT punya pengalaman unik. Sekitar tanggal 9 September 2022 M Fachri berdialog dengan warga Desa terpadat di Indonesia. Desa Sumber Jaya, kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Muchammad Fachri di Desa Terpadat di Indonesia Dokumen kertas kerja Dana Desa Tahun 2022 mencatat penduduk Desa Sumber Jaya 80.942 jiwa, sedangkan dokumen Pemerintah Desa Sumber Jaya menyatakan bahwa jumlah penduduknya lebih dari itu yakni 106.336 jiwa. Luas wilayahnya 6,4 kilometer persegi, tercantum pada Peraturan Bupati Bekas No. 1/2021. Kepadatan penduduknya mencapai 16.928 jiwa per kilometer persegi. Wah, gaes , kalau saya hidup disana mungkin sudah sulit mengenal satu per satu warga Desa Sumber Jaya. Kenyataan sosial Desa Sumber Jaya ini menarik dibandingkan dengan fakta-normatif PMK No. 190/2021 tentang Pengelolaan Dana Desa. Alokasi dasar pengelolaan Dana Desa untuk Desa Sumber Jaya, setelah ...
Mahkamah Agung menolak permohonan keberatan hak uji materiil dari Pemohon ("Perkumpulan Unit Pengelola Kegiatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; disingkat UPK NKRI) pada tanggal 11 Oktober 2021. Dalam situs Mahkamah Agung (MA), Putusan MA ini telah berkekuatan hukum tetap. Konsekuensi yuridisnya, kaidah hukum Pasal 73 PP No. 11/2021 tentang BUM Desa yang mengatur tentang kaidah hukum transformasi UPK Dana Bergulir Masyarakat (UPK DBM) tetap sahih dan berlaku. Putusan MA ini penting sebagai pembelajaran berhukum dalam konteks transformasi organisasi eks proyek PNPM-Mandiri Perdesaan ke institusi kerjasama usaha antar-Desa, sehingga menarik untuk menelusuri pertimbangan para hakim agung dalam Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 32 P/HUM/2021 antara PERKUMPULAN UNIT PENGELOLA KEGIATAN NEGARA KESATUAN RI (ASOSIASI UPK NKRI) VS PRESIDEN RI. Argumen Hukum yang Ditolak Para pembaca dipersilahkan untuk mengunduh naskah putusan MA tersebut melalui alamat ini. Dalam bahasa yang lebih mudah di...
Komentar