Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

OPINI SASTRA: PUISI "Hutang Januari Kepada Pasir" karya Anom Surya Putra

 


Hutang Januari kepada Pasir

Anom Surya Putra


Dan perjalanan panjang bermula untuk menjaga malam
   biar Dewi Laut berendam bunga

Lebih dalam daripada malam yang tenang
Aku buka tangan untuk merengkuh pulung hijau
   yang melesat dari langit
       menyentuh Tubuh Cinta yang berendam mantram

Satu detik pun aku tak hengkang dari melati di lepas pantai

Sejuk serasa penantian
Aku masih terpaku disini
    menatap langit gelap pagi,
  dengan penuh ribuan tanya
akankah penantianku atas embun ini
       berpangkal bahagia dan berujung bahagia

"Ya, aku yakini itu"
   Tenggelamkan rasa kesia-siaan
 dalam sunyi yang tak berempati

Hanya mata air memuncrat deras
   Yang mampu membaca ratusan kata
Hanya napas tertahan
   Yang mampu melelehkan hutang kepada pasir

Aku
   Kertas yang dilarung
terseret beiringan dengan air mata Ni Grenjeng
lelembut yang tahu bagaimana aku harus menari dari kedalaman

Dari balik bongkahan batu gunung yang hanyut
Aku berjanji untuk diam
Menunggu seseorang yang senyumnya biasa saja

(Desember, 2020)


Video Sahlul Fuad membawakan Puisi Hutang Januari kepada Pasir 







Posting Komentar untuk "OPINI SASTRA: PUISI "Hutang Januari Kepada Pasir" karya Anom Surya Putra"