Opini Terbaru

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

Gambar
 Hukum Komunikatif Karya: Anom Surya Putra ~ Naskah (calon) buku yang ditulis dalam keadaan "chaotic", non-sistematis, sedikit mengandung aforis atau metafor, tidak bermanfaat bagi praktisi hukum, dan mungkin berguna bagi pemula yang hendak membaca "hukum" dengan cara rebahan, atau bacaan ringan bagi individu yang mati-langkah dengan dunia hukum yang digeluti selama ini ~ I. Bangun dari Tidur Panjang Secangkir kopi dan teh berdampingan di meja kecil. Gemericik air dari pahatan pancuran air menemani cairan yang tersimpan di dalam cangkir kopi dan teh. Mata sembab setelah menatap ribuan kalimat di layar komputer. Jemari bergerak secara senyap, memindahkan visual pikiran dan audio batin ke dalam rangkaian gagasan. Awal. Baru memulai. Chaotic. Bangun dari tidur yang panjang. Terlalu banyak minum kopi dan teh sungguh memicu asam lambung. Cinta yang mendalam terhadap kopi dan teh terganggu dengan asam lambung yang bergerak maraton di dalam tubuh. Kurang bijak meminum kopi...

Cerita Bersambung Kerumunan adalah Neraka [3]

~ MUDRA ~


Terdengar ketukan tiga kali berturut-turut pada pintu kamar. Nada ketukannya seperti Symphony No. 5 karya Beethoven. "Tok, tok, tok, tokkkkk......"

Terlampau akrab dikenali oleh Sari untuk mengetahui siapa yang bertamu tanpa harus mengintip lewat lubang kunci. Kepala Desa datang bersama sosok yang muda belia.

"Silahkan masuk, Bu Raisa."

"Perkenalkan, ini Mudra, Direktur Badan Usaha Milik Desa yang baru," kata Bu Raisa, Kepala Desa.

Sari tidak berucap untuk mengenal wajah dan tubuh Mudra. Sosok pemimpin organisasi bisnis Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Sebab kepalanya masih susah mengingat nama orang, setelah ia pingsan selama empat belas hari. Pedagang bebek goreng menemukannya pingsan di hutan gayam. Malam itu ia terbebas dari kerumitan pagebluk, tapi melihat jiwa-jiwa yang terperangkap di dalam mata air purba dan tanah liat hutan gayam.

"Kelihatannya ada kabar penting, Bu Raisa?

"Anakmu sudah sehat. Esok ia pulang ke rumah. Paru-parunya berisi kepulan asap, tapi virus pagebluk hilang dari tubuhnya."

Mudra buru-buru mengambil telpon cerdasnya dan menunjukkan foto anak itu. Lalu memusatkan perhatiannya kepada keris yang berada di meja ruang tamu. Keris dengan perabot yang indah. Berlapis emas pada bagian pendhok, sisi luar warangka. Berlian yang menempel pada bagian selut.

Bagian paling bawah didekat pegangan pusaka. "Sungguh bernilai tinggi dan pasti mahal," batin Mudra.

Wajah Sari berubah cerah melihat foto anaknya tapi abai dengan ekspresi Mudra atas kerisnya.

"Kali ini saya mesti berbuat apa?"

"Kamu harus bantu kami mencari hutang untuk membayar gaji staf BUM Desa selama tiga bulan."

"Berapa juta, bu?"

"Tiga ratus juta," sahut Mudra.

Tak lebih dari satu jam mereka bertiga larut dalam siasat mengatasi pagebluk. Kemiskinan ratusan warga sudah dihitung dengan cermat. Usaha apapun hasilnya tetaplah sama. Keluar modal seratus ribu, tapi keuntungan per hari hanya seribu rupiah. 

***

NEXT



Komentar

Artikel Terpopuler

21-Days of Abundance Meditation Challenge Deepak Chopra

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-2 Menziarahi Ius, Lex dan Codex

Day 12 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 13 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 11 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Hukum dalam Teori Tindakan Komunikatif Habermas

Ensiklopedi Filsafat Jürgen Habermas

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-3 Filsafat Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-1 Berawal dari Sophia, Cinta Mendalam Yang Bijaksana