Opini Terbaru

Between Facts and Norms, Pemikiran Hukum Jürgen Habermas (2): Pengantar dari Jürgen Habermas

Gambar
PENGANTAR Jürgen Habermas  | Penerjemah: Anom Surya Putra | Di Jerman, filsafat hukum telah lama tidak lagi menjadi materi pembahasan bagi para filsuf. Jika saya jarang menyebut nama Hegel dan lebih mengandalkan teori hukum Kantian, hal ini juga mengungkapkan keinginan saya untuk menghindari suatu model yang menetapkan standar yang tidak dapat dicapai bagi kita. Memang, bukan kebetulan bahwa filsafat hukum, dalam mencari kontak dengan realitas sosial, telah bermigrasi ke aliran-aliran (mazhab) hukum. [1] Namun, saya juga ingin menghindari ilmu hukum teknis yang terfokus pada fundasi-fundasi hukum pidana. [2] Apa yang dulunya dapat dianut secara koheren dalam konsep-konsep filsafat Hegelian saat ini menuntut pendekatan pluralistis yang menggabungkan perspektif teori moral, teori sosial, teori hukum, serta sosiologi dan sejarah hukum. Saya menyambut ini sebagai kesempatan untuk menampilkan pendekatan pluralistis yang sering tidak diakui/disadari teori tindakan komunikatif. Konsep-konse

Puisi Sahlul Fuad "Mimpi Negeri Tak Punya Utang"

Mimpi Negeri Tak Punya Utang

~ Sahlul Fuad ~


Aku mimpi negeri ini tak punya utang

Tak ada fakir miskin, tak ada gelandangan

Tidak juga pajak dikemplang

Orang-orang kerjanya terus berdagang dan bergadang.


Negeri ini memang panas

Mataharinya tak pernah lepas

Buminya mengalir api dan uap gas

Lautnya kadang-kadang mengganas

Nafsunya seringkali melemas.


Tambang emas dan nikel selalu diincar orang

Kayu-kayu di hutan habis dicincang

Ikan-ikan diangkut orang seberang

Setiap hari orang-orang hanya bisa mengenang.


Aku bermimpi negeri ini tak punya utang

Pejabat publik tak pernah menuntut bayaran

Pengusaha tak lagi menuntut keuntungan

Rakyatnya hanya santai tidur-tiduran.


Ladang dan lahan pertanian tumbuh bangunan

Bangunan-bangunan hanya jadi sewaan

Jasa-jasa persewaan jadi andalan

Dan tak lupa bayar pajak penghasilan.


Dukun-dukun penglaris banjir orderan

Warung-warung kehabisan parkiran

Menu jajanan disajikan instan

Uang-uang tak henti berhamburan.


Aku bermimpi negeri ini tak punya utang

Para ustadz sudah tak doyan uang

Mobil-mobil angkutan tak menarik bayaran

Semua orang sibuk internetan


Jalan raya padat kenalpot dan kelakson

Bursa kerja tak ada yang lowong

Isu politik sudah habis digoreng gosong

Media-media hanya isi omong kosong.


Aku bermimpi negeri ini tak punya utang

Santunan anak yatim hanya hiburan

Pentas seni sekadar perlombaan

Sekolah hanya untuk ajang pameran.


Mimpiku hancur

Hujan lebat mengguyuriku di kasur

Rumahku sudah lama tergusur

Dan aku hanya seorang penganggur.



18 Agustus 2022

Sahlul Fuad

Komentar

Artikel Terpopuler

21-Days of Abundance Meditation Challenge Deepak Chopra

Konstitusionalisme Deliberatif dan Judicial Review

Day 10 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 16 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 6 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 4 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 8 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 7 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Sosiologi Hukum Mathieu Deflem (2): Pengantar Buku Sosiologi Hukum

Day 17 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)