Opini Terbaru

Between Facts and Norms, Pemikiran Hukum Jürgen Habermas (2): Pengantar dari Jürgen Habermas

Gambar
PENGANTAR Jürgen Habermas  | Penerjemah: Anom Surya Putra | Di Jerman, filsafat hukum telah lama tidak lagi menjadi materi pembahasan bagi para filsuf. Jika saya jarang menyebut nama Hegel dan lebih mengandalkan teori hukum Kantian, hal ini juga mengungkapkan keinginan saya untuk menghindari suatu model yang menetapkan standar yang tidak dapat dicapai bagi kita. Memang, bukan kebetulan bahwa filsafat hukum, dalam mencari kontak dengan realitas sosial, telah bermigrasi ke aliran-aliran (mazhab) hukum. [1] Namun, saya juga ingin menghindari ilmu hukum teknis yang terfokus pada fundasi-fundasi hukum pidana. [2] Apa yang dulunya dapat dianut secara koheren dalam konsep-konsep filsafat Hegelian saat ini menuntut pendekatan pluralistis yang menggabungkan perspektif teori moral, teori sosial, teori hukum, serta sosiologi dan sejarah hukum. Saya menyambut ini sebagai kesempatan untuk menampilkan pendekatan pluralistis yang sering tidak diakui/disadari teori tindakan komunikatif. Konsep-konse

Api Menyala dari Mata Air Kembar (7): CSR Tenda Event, Konsolidasi BUM Desa dan Pembatik


Serial tulisan ini disarikan dari pengalaman kami melakukan asistensi dalam program CSR PT PJB UBJOM PAITON, bekerjasama dengan Desa Sumber Kembar Probolinggo, yang telah diterbitkan pada tahun 2020:

Putra, Anom Surya dan dan Rizqi Prima Haksasi. 2020. Api Menyala dari Mata Air Kembar, Praksis CSR di Desa Sumber Kembar Probolinggo (Yogyakarta: PT PJB UBJOM PAITON Bekerjasama dengan LKiS).

Please cite as: Putra, Anom Surya dan dan Rizqi Prima Haksasi. "Api Menyala dari Mata Air Kembar (7): CSR Tenda Event, Konsolidasi BUM Desa dan Pembatik." Blog Anom Surya Putra. Juni 2022. https://anomsuryaputra.blogspot.com/2022/06/bagian-ke-7-api-menyala-dari-mata-air.html

-----------------------------------

Tahun 2019 bisa dikatakan tahun melejitnya jumlah pengunjung dari berbagai penjuru. BUM Desa dan Tim PJB melihat kunjungan wisata didominasi oleh anak sekolah kategori Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK). Komunitas sekolah senyatanya merupakan pengunjung potensial. 

Tim PJB apresiatif terhadap praktik kewenangan lokal berskala Desa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa. Desa telah berani memutuskan untuk melakukan pembangunan unit kolam pemandian yang ditujukan untuk melayani komunitas sekolah. 

Hasilnya ialah infrastruktur itu berhasil menggaet kegiatan parenting school agar berlangsung di kolam pemandian setiap hari Sabtu. Anak-anak berenang di kolam pemandian yang berukuran kecil sesuai rerata tinggi badan siswa PAUD, TK dan Sekolah Dasar (SD). 

Tim PJB sesekali berkunjung pada hari Sabtu dan Minggu. Hari Sabtu dan Minggu justru menjadi hari kerja utama bagi BUM Desa. Pengunjung benar-benar tumpah ruah. Pengunjung berasal dari wilayah yang jauh dari kawasan Pakuniran. Beberapa orang tua pengunjung wisata menuturkan, mereka berasal dari arah Selatan dan berkunjung ke Desa Sumber Kembar sebelum melanjutkan liburan ke tempat wisata waterboom di Kota Probolinggo. 

Rasa penasaran dan harga tiket yang murah menjadi alasan pengunjung mampir ke lokasi wisata Desa sebelum ke lokasi wisata kota. Pemasaran melalui Facebook berdampak pada meningkatnya rasa penasaran calon pengunjung dari arah Selatan dan berhasil memberikan jalur alternatif wisata sebelum pengunjung melaju ke kota. Pengurus BUM Desa menyadari potensi pasar semacam ini sehingga terus menerus berikhtiar melakukan publikasi foto-foto pengunjung baik pengunjung dari penjuru Selatan dan penjuru lainnya.

Ribuan pengunjung yang tumpah ruah berakibat pada perubahan manajemen BUM Desa. Tempat wisata kolam pemandian yang semula dijaga oleh 1 (satu) orang, pada tahun 2019 mulai dijaga oleh dua atau tiga orang. Keamanan dan keselamatan pengunjung menjadi pertimbangan utama agar tidak terjadi insiden pada lokasi wisata.

Setiap malam aktivitas teman-teman tetap menguras kolam pemandian karena airnya keruh. Faktor penyebab keruhnya air antara lain pengunjung masih belum terbiasa menggunakan pakaian renang. Di lokasi wisata juga belum ada penyewaan dan penjualan kostum renang. Lokasi ganti kostum renang belum maksimal karena keterbatasan kamar mandi. Selain itu, air di kolam pemandian tampak seolah keruh, tidak bening seperti mata air purba lainnya, karena pantulan cahaya yang berasal dari lantai di dasar kolam pemandian. Warna putih dari porselen dasar kolam memantulkan cahaya yang kurang jernih tertangkap oleh mata, berbeda dengan mata air purba di Desa Ponggok yang lapisan dasar tanahnya dibiarkan alami. Belakangan akan ditemukan masalah utama yang menyebabkan air keruh di kolam pemandian. Tim PJB turut andil melakukan edukasi bersama BUM Desa melalui penyediaan filter air alami.

Setelah pengurasan kolam pemandian tuntas, mereka makan bersama, menambah keakraban, suasananya dipenuhi rasa cinta-tanpa-syarat, dan merelakan diri untuk bergerak pada hari berikutnya. Hari-hari yang dijalani dengan riuhnya pengunjung tak terasa pendapatan mereka mulai meningkat, satu orang kurang lebih bisa memegang uang Rp 20.000,00 (dua puluh ribu) untuk beli rokok. Bagi yang tidak merokok tentu bisa menabung, meski mustahil terjumpai pengurus BUM Desa yang tidak merokok selepas beratnya menguras kolam pemandian. 

Suasana keakraban di malam hari mendorong mereka untuk saling bersikap terbuka. Dari beberapa rangkaian dialog Tim PJB di malam hari tercetus gagasan untuk melanjutkan konsolidasi jenis usaha wisata dengan komunitas pembatik dan pemanfaatan daur ulang limbah kertas menjadi karya kerajinan di Desa Sumber Kembar. Awal bulan Januari 2019 kita bisa saksikan Pusat Informasi Taman Sumber Kembar menyediakan pajangan hasil kerajinan itu. 

Bulan Februari 2019 BUM Desa menyelenggarakan bazar beras dengan kolaborasi bersama Rasta Music di lokasi wisata. BUM Desa mulai terbuka menerima tamu dari Organisasi PGRI Pakuniran. Organisasi guru ini menggunakan Pusat Informasi Taman Sumber Kembar sebagai tempat rapat dan beberapa bulan berikutnya anak-anak sekolah dari TK PGRI berkunjung ke lokasi wisata pemandian. Organisasi kemasyarakatan di Desa seperti PKK Desa Binor juga berkunjung untuk saling diskusi dengan pengurus BUM Desa.

Pijaran gagasan berkembang semakin spiritualistis. BUM Desa berprakarsa mengembangkan daya tarik wisata melalui hak asal usul Desa. Acara itu bernama “Gebyar Budaya”. Pemerintah Desa mendukung acara tersebut baik dari sisi pendanaan dan komunikasi dengan pemerintah supra-Desa. Sekitar pada bulan Juni 2019 BUM Desa berhasil melaksanakan “Gebyar Budaya” yang menampilkan olah raga tradisional pencak silat dari Desa Sumber Kembar, jalan sehat, pawai obor, usung tumpeng, dan kenduri sumber (mata air). Kegiatan ini dibarengkan dengan peresmian “Kolam Pemandian Taman Sumber Kembar” yang dikelola oleh BUM Desa untuk anak-anak.

Tim PJB mempertimbangkan rangkaian acara (event) yang telah dilakukan oleh pengurus BUM Desa dan Pemerintah Desa. Pada bulan Juli 2019 Tim PJB melaksanakan program pemberian Tenda Event beserta perlengkapan sebagai sarana promosi BUM Desa. Tenda dan perlengkapan itu selanjutnya digunakan oleh BUM Desa semakin giat menggali tradisi, kultur, dan hak asal usulnya sebagai ide acara gebyar. 

 Gambar 10 Tenda CSR PJB dan Kegiatan (event) Warga Desa

Akumulasi praksis komunikasi mengenai pemikiran “Desa Wisata” pada akhir tahun 2019 mengubah karakter BUM Desa dan Pemerintah Desa. Kedua organisasi Desa ini menyadari identitasnya sebagai “Desa Budaya”. Bukan semata “Desa Wisata” yang mengandalkan infrastruktur kolam pemandian dan ramainya pengunjung dari luar Desa. Senyatanya BUM Desa bergerak dari tradisi, spirit konsolidasi dan berani melakukan kolaborasi dengan pihak luar Desa untuk mengenalkan budaya (hak asal usul Desa) Sumber Kembar.

Kurang lebih 36.376 orang mengunjungi lokasi wisata kolam pemandian pada tahun 2019. Pengunjung wisata kolam pemandian memang mencapai puncak kunjungan pada bulan Januari (6.919 orang), Juni (3.810 orang) dan Desember (6.643 orang) (Lihat Grafik 2. Jumlah Pengunjung Tahun 2019). Liburan awal tahun, liburan sekolah pertengahan tahun dan liburan akhir tahun merupakan momen puncak kunjungan wisata kolam pemandian. Pada bulan lainnya memang kunjungan berkisar pada angka 1.000 pengunjung. Tetapi hal ini dari sisi pemberdayaan masih kurang menyentuh komunitas usaha warga lainnya. BUM Desa di lokasi wisata perlu mengembangkan kapasitasnya untuk mengantisipasi turunnya pengunjung pada bulan selain bulan Januari, Juni dan Desember, melalui gerakan konsolidasi dengan komunitas usaha setempat. 

Grafik 2 Jumlah Pengunjung Tahun 2019

Tim PJB berkomunikasi dengan Penjabat Kepala Desa Makruf perihal pelatihan batik tulis kepada komunitas pembatik yang ada di Desa Sumber Kembar. Ruang terbuka Pusat Informasi Sumber Kembar menjadi ajang pelatihan batik tulis pada bulan Agustus 2019. Tim PJB juga menyerahkan 1 (satu) set peralatan membatik. Pelatihan membatik difasilitasi oleh Tim PJB dengan mendatangkan pelatih dari Probolinggo. Kaum perempuan mayoritas mengikuti kegiatan pelatihan “Membatik Yang Baik”. Acara berlangsung kurang lebih 4 (empat) hari bersama dengan komunitas warga Sumber Ayu, Desa Sumber Kembar. BUM Desa aktif mempromosikan hasil batik tulis dari komunitas warga ini.

Program CSR Tim PJB mulai menapak jelas untuk mencari jalur keterhubungan antara jenis usaha wisata dari BUM Desa dengan komunitas usaha setempat. Usaha kaum perempuan di Desa dengan warung-warung kecil di lokasi wisata telah menambah pendapatan usaha pada warung berskala kecil menengah ini. Komunitas pengelola limbah kertas juga berhasil digalang oleh BUM Desa agar terus menciptakan karya untuk cinderamata. 

Komunitas perempuan pengrajin batik tulis difasilitasi pelatihan oleh Tim PJB supaya terhubung dengan jenis usaha BUM Desa. Bu Yayuk setidaknya bisa disebut sebagai penggerak aktivitas kaum perempuan di Desa agar mengenal dan memproduksi batik tulis di Desa Sumber Kembar. Aktivis perempuan Desa keturunan dari Kepala Desa Badrun (1936-1970) ini juga aktif mengelola limbah kertas dan giat menjalin komunikasi dengan BUM Desa dan Tim PJB.

 Gambar 11 Pelatihan Batik Tulis

Naluri konsolidasi usaha bersama komunitas usaha pembatik berkembang pada olah keripik. Kedatangan mahasiswa kuliah kerja nyata dari Universitas Jember sepanjang tahun 2019 memberi sentuhan lain pada jenis usaha Roemah Keripik Sumber Kembar. BUM Desa menyadari potensi pohon kelapa yang berjajar di beberapa wilayah Desa Sumber Kembar. Angga Fajar menuturkan, spirit kaum muda dan beberapa kaum perempuan di Desa mulai tumbuh untuk mengelola keripik kelapa. Pelatihan pengelolaan keripik kelapa difasilitasi oleh mahasiswa. Pada akhir tahun 2019 BUM Desa sudah berhasil melakukan produksi keripik dan diundang ke kabupaten Malang untuk presentasi pengalamannya dalam mengelola “keripik kelapa Desa”.*

Bersambung ke Bagian Ke-8 

Komentar

Artikel Terpopuler

21-Days of Abundance Meditation Challenge Deepak Chopra

Konstitusionalisme Deliberatif dan Judicial Review

Day 10 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 6 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 16 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 7 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 4 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 8 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Sosiologi Hukum Mathieu Deflem (2): Pengantar Buku Sosiologi Hukum

Day 17 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)