Opini Terbaru

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

Gambar
 Hukum Komunikatif Karya: Anom Surya Putra ~ Naskah (calon) buku yang ditulis dalam keadaan "chaotic", non-sistematis, sedikit mengandung aforis atau metafor, tidak bermanfaat bagi praktisi hukum, dan mungkin berguna bagi pemula yang hendak membaca "hukum" dengan cara rebahan, atau bacaan ringan bagi individu yang mati-langkah dengan dunia hukum yang digeluti selama ini ~ I. Bangun dari Tidur Panjang Secangkir kopi dan teh berdampingan di meja kecil. Gemericik air dari pahatan pancuran air menemani cairan yang tersimpan di dalam cangkir kopi dan teh. Mata sembab setelah menatap ribuan kalimat di layar komputer. Jemari bergerak secara senyap, memindahkan visual pikiran dan audio batin ke dalam rangkaian gagasan. Awal. Baru memulai. Chaotic. Bangun dari tidur yang panjang. Terlalu banyak minum kopi dan teh sungguh memicu asam lambung. Cinta yang mendalam terhadap kopi dan teh terganggu dengan asam lambung yang bergerak maraton di dalam tubuh. Kurang bijak meminum kopi...

Republik Desa di India Selatan (1): Tragedi Sumber Daya Bersama dan Aksi Kolektif

Buku Republik Desa

Desa hadir sebelum "negara Republik". Semua Desa adalah Republik. Buku Republik Desa karya Robert Wade (1994; diterbitkan kali pertama tahun 1988) menghadirkan pembacaan ulang atas cara unik Desa di India Selatan yang mengatur-dan mengurus-secara mandiri (self-governing). Mendekati tipe-ideal Desa yang Berdesa di Indonesia.

Wawasan pengetahuan tentang Desa, sumber daya bersama, tragedi sumber daya bersama, dan aksi kolektif dibahas lengkap dalam buku ini. Setidaknya, buku Republik Desa yang ditulis Robert Wade menginspirasi kebangkitan studi hukum Republik Desa di Indonesia yang sudah lama ditinggalkan dan mati suri.

Please cite as: Wade, Robert. "Republik Desa di India Selatan (1): Tragedi Sumber Daya Bersama dan Aksi Kolektif." Blog Anom Surya Putra. Agustus 2022.

-----------------------

Pengantar

Robert B. Hawkins, Jr. President Institute for Contemporary Studies

Bagaimana petani di perdesaan India atau penduduk miskin perumahan umum di kota-kota Amerika dapat mengatur diri mereka sendiri untuk kepemerintahan-mandiri (self-governance) yang sukses? Haruskah mereka bergantung pada otoritas luar untuk membuat dan menegakkan aturan dan memaksakan kerja sama? Atau dapatkah mereka bekerjasama secara produktif untuk kebaikan bersama? Jika kita ingin mengetahui cara membangun organisasi yang-mengatur dan mengurus-secara mandiri (self-governing organizations) yang sukses di tempat yang belum pernah ada sebelumnya, penting bagi kita untuk memahami kondisi yang mendorongnya. Banyak yang telah kita pelajari tentang kondisi ini berasal dari pengamatan empiris terhadap pengelolaan sumber daya milik bersama. Studi penting tentang manajemen kepemilikan bersama di India Selatan merupakan kontribusi besar bagi badan observasi (body of observation) itu.

Robert Wade bertanya mengapa beberapa kelompok dapat membentuk "republik Desa" untuk mengelola aset-aset bersama mereka, sementara yang lain membiarkan aset-aset tersebut dieksploitasi secara berlebihan oleh pengguna individu —yang pada akhirnya merugikan 'kelompok secara keseluruhan'. Berdasarkan penelitian lapangannya di beberapa Desa di India Selatan, Wade menemukan bahwa kelangkaan dan risiko —di samping faktor-faktor lain seperti struktur sosial Desa, komposisi demografi, hubungan dengan pasar di luar Desa, dan aparatus negara— adalah sangat penting dalam memengaruhi aksi kolektif. Wade menemukan ketika kelangkaan sumber daya seperti tanah penggembalaan atau air irigasi, maka aksi kolektif lebih mungkin terjadi. Wade menunjukkan bahwa alasan utama mengapa beberapa Desa berorganisasi dan yang lainnya tidak, terletak pada risiko kehilangan panen —apakah karena kelangkaan air di wilayah non-sistem-irigasi (tail-end of an irrigation system) atau penggunaan intensif lahan penggembalaan oleh kepadatan ternak yang tinggi. Untuk menyatakan masalah ini secara terbalik, manfaat potensial aksi kolektif adalah jelas dan substansial.

Karya Wade melawan teori pesimis tindakan kolektif. Dia menunjukkan kelemahan konstruksi teoretis seperti Prisoner's Dilemma dalam memprediksi hasil dalam situasi yang sedang berlangsung dan interaktif, dan menunjukkan bahwa orang-orang di Desa menunjukkan kapasitas yang luar biasa untuk aktivitas yang-diorganisir-secara mandiri (self-organized activity). Dunia publik Desa adalah nyata, bukan teoretis, seremonial, atau simbolis. Bagi penduduk Desa ini, aksi kolektif adalah hal yang sangat praktis, cara untuk menyelesaikan sesuatu dan menyediakan kepentingan bersama.

Buku Village Republics pertama kali diterbitkan oleh Cambridge University Press sebagai bagian dari seri Cambrige South Asian Studies. International Centre for Self-Governance dengan senang hati dapat menerbitkan kembali karya penting ini disajikan kembali untuk jaringan individu dan organisasi yang semakin luas bekerja di banyak keadaan untuk menciptakan dan memertahankan aksi lokal masyarakat-yang-mengatur-dirinya-sendiri (self-governing).

Pengantar Penulis Buku Village Republics

Robert Wade

Kapan penduduk Desa akan berkumpul untuk memasok diri mereka sendiri dengan barang dan jasa yang mereka semua butuhkan tetapi tidak dapat menyediakan barang dan jasa itu untuk diri mereka sendiri secara individual? Dalam keadaan apa penduduk Desa yang menghadapi potensi "tragedi milik bersama" dapat mengorganisir sistem aturan supaya tragedi itu dapat dihindari?

Banyak penulis tentang aksi kolektif dan kepemilikan bersama cenderung berpikir bahwa situasinya sangat terbatas. Sepanjang waktu ahli teori aksi kolektif telah mencurahkan perhatian untuk menguraikan proposisi bahwa orang ditempatkan dalam situasi yang mana mereka semua bisa mendapatkan keuntungan dari kerjasama tidak akan mungkin bekerjasama tanpa adanya penegak eksternal dari perjanjian. Setara dengan hal itu, ahli teori hak milik telah berargumen bahwa sumber daya milik bersama pasti akan dieksploitasi secara berlebihan ketika permintaan meningkat. Satu-satunya solusi adalah batas akses privat (private enclosure), menurut beberapa ahli teori, atau regulasi negara, menurut yang lain.

Buku ini adalah membahas Desa-desa di salah satu bagian kecil dari India Selatan. Beberapa Desa di daerah ini telah mengorganisir aspek publik dari penggunaan sumber daya ke tingkat yang lebih rumit sebagaimana telah ditulis sebelumnya dalam literatur tentang Desa-desa India, sementara Desa di daerah lain tidak terorganisir sama sekali. Hanya beberapa mil yang dapat memisahkan Desa dengan banyak organisasi daripada yang tidak tersatukan dengan organisasi.

Dari literatur tentang teori aksi kolektif, kami tidak berharap menemukan Desa yang memertahankan pola kontrol kolektif yang stabil. Dari literatur tentang “petani pada umumnya” kita tidak akan mengharapkan variasi yang begitu beragam antar Desa di wilayah yang sama, karena literatur tersebut lebih memilih untuk mencirikan petani sebagai individualistis atau komunitarian secara luas, sesuai dengan kesukaan penulis. Dari literatur tentang Desa-desa di India, kita tidak akan berharap untuk menemukan bahwa kasta, faksi, aturan perkawinan, aturan warisan, dan variabel sosiologis lainnya, tidak penting dalam menjelaskan pola variasi yang diamati di antara Desa-desa.

Buku ini menawarkan penjelasan tentang variasi dan masalah aksi kolektif diatasi di Desa-desa melalui sejumlah besar organisasi. Ini adalah studi, dengan kata lain, kemunculan "dunia publik," asal-usul masyarakat-berpemerintahan kecil dan politik formal. Dunia publik di sini berkaitan dengan "efisiensi" daripada "martabat", dengan menyediakan barang dan layanan publik di ruang pertanian yang amat diperlukan daripada secara simbolis merepresentasikan Desa itu sendiri dan supranatural. Ini memiliki kesamaan dengan bentuk Desa atau organisasi lapangan-terbuka yang ditemukan di sebagian besar Eropa barat abad pertengahan, dan sebagian merupakan respons terhadap masalah yang sama antara pertanian campuran dan peternakan seperti yang memunculkan bentuk abad pertengahan itu. Tetapi hal itu juga merupakan respons terhadap bahaya irigasi, yang menimbulkan kerumitan yang tidak ditemukan di Eropa Barat. Jika, dengan beberapa ahli teori politik, kita memandang negara didasarkan pada hubungan kontrak dan paksaan, dan jika negara pertama merupakan pemikiran yang merepresentasikan tahapan evolusi dunia publik yang maju secara relatif dalam komunitas lokal, kita mungkin menarik pemahaman tentang bagaimana kombinasi kontrak dan paksaan dipertahankan di Desa-desa India hari ini untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana hal itu muncul dalam komunitas pertanian negara awal (pristine states). 

Pada akhir cerita kita akan memeriksa mengapa sebagian besar teori tindakan kolektif -termasuk Prisoner's Dilemma, "tragedi bersama" Hardin, dan "logika aksi kolektif" Olson- gagal memberikan prediksi yang akurat dalam kasus ini, dan dengan demikian melihat mengapa pesimisme mereka tentang organisasi sukarela tidak beralasan. Kita juga akan menetapkan beberapa kriteria umum untuk mengidentifikasi kondisi yang mana seseorang akan mengharapkan lebih banyak, atau lebih sedikit, aksi kolektif dari pihak mereka yang menghadapi kebutuhan untuk mengatur penggunaan sumber daya milik bersama. Jelas tidak ada anggapan umum bahwa aksi kolektif dibandingkan privatisasi atau regulasi negara akan berhasil -frekuensi suram dari penggembalaan bersama yang terdegradasi, hutan yang rusak, air tanah yang dieksploitasi secara berlebihan dan perikanan yang menipis adalah kesaksian yang sebaliknya. Di sisi lain, ada banyak kasus, di samping itu, Desa mampu memertahankan pengaturan pengelolaan sumber daya bersama dalam jangka waktu yang lama. Privatisasi atau regulasi negara tidak selalu diperlukan untuk keberhasilan pengelolaan sumber daya tipe ini. Opsi ketiga dari aksi kolektif berbasis lokal perlu ditanggapi dengan serius. Untuk satu hal, kemungkinan akan jauh lebih murah dalam hal sumber daya negara daripada salah satu dari dua lainnya. Negara-negara bagian yang sudah terlalu teregang harus mendorong sistem-sistem lokal yang mana mereka diharapkan dapat bekerja —oleh karena itu berguna untuk menetapkan kondisi-kondisi yang lebih, atau kurang, menguntungkan.

Proyek penelitian dimulai pada tahun 1977, sebagai produk-sampingan dari studi lain pada pengoperasian skema kanal berskala besar. Saat berbicara dengan para petani tentang pengalaman mereka tentang birokrasi air, saya secara tidak sengaja menemukan 'sejumlah' Desa yang organisasi airnya tampak luar biasa dalam kaitannya dengan apa yang diketahui tentang organisasi Desa India pada waktu itu. Saya melakukan kajian singkat terhadap 24 Desa beririgasi dan 8 Desa kekeringan, yang hasilnya memerlukan penyelidikan lebih intensif. Saya kembali pada tahun 1980, bersama dengan Jeremy Jackson dan Rosemary Jackson. Mereka tinggal di Desa Kottapalle selama 7 bulan pada tahun 1980. Saya tinggal di Desa dan kota pasar terdekat selama 8 bulan selama beberapa periode antara tahun 1980 dan 1982. Secara keseluruhan kami mempelajari 31 Desa beririgasi dan 10 Desa kekeringan. Present tense dalam kalimat berikut mengacu pada 1980-an! kecuali bila dinyatakan lain. Rincian lebih lanjut tentang kerja-lapangan diberikan dalam bab 8, n. 1.

Saya berterima kasih kepada orang-orang dan kelompok-kelompok berikut, yang tanpanya buku Republik Desa tidak akan selesai. Institute of Development Studies di University of Sussex adalah komunitas saya sendiri, yang kemampuannya untuk mengatasi masalah aksi kolektif dalam menyediakan lingkungan penelitian yang mendukung, tidak diragukan lagi mewarnai perasaan saya tentang kemungkinan-kemungkinan bagi masyarakat Desa India. The Social Science Research Council of the United Kingdom (sejak berganti nama menjadi Economic and Social Research Council) mendanai penelitian tersebut. Syed Hashim Ali memberikan restunya. Jeremy Jackson memberikan ide-ide inti dalam interpretasi saya tentang institusi penjaga lapangan, dan banyak bantuan selain itu. Lakshni Reddy adalah asisten peneliti dan penerjemah kami yang tak kenal lelah. Tirupal Reddy, Norman dan Pamela Reynolds. Hunter dan Avelda Wade, dan Ray Pall membantu dalam berbagai cara penting. Freddy Bailey, Ronald Dore, Michael Lipton, dan khususnya Bruce Graham mengomentari sebagian dari argumen tersebut. Elizabeth Crayford dan Fernando Leobons membantu mempersiapkan naskah untuk diterbitkan. Susan Joekes melakukan yang terbaik, seperti biasa, untuk menyelesaikan proyek.

Naskah buku diselesaikan di sela-sela pekerjaan lain di Bank Dunia, dan saya berterima kasih kepada organisasi atas dukungannya. Secara khusus, komitmen Hans Binswanger untuk beasiswa sangat penting, karena tanpa itu pengabdian birokrasi mesin untuk "tepat waktu" atau "terlambat" sebagai kriteria perencanaan utama akan membawa proyek ke akhir yang prematur. Akhirnya, terima kasih khusus kepada Elinor Ostrom, yang dengan murah hati memberikan wawasannya tentang manajemen sumber daya milik bersama, dan memancarkan antusiasme yang luar biasa menular bagi seorang penulis yang mendekati akhir dari sebuah naskah yang panjang.

Distrik Kurnool adalah nama asli, tetapi sebagian besar nama di bawah level ini ditemukan, untuk alasan yang akan dijelaskan di bab 5. Khususnya, kanal "MN" dan "TS" adalah nama samaran.*


Komentar

Artikel Terpopuler

21-Days of Abundance Meditation Challenge Deepak Chopra

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-2 Menziarahi Ius, Lex dan Codex

Day 12 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 13 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 11 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Hukum dalam Teori Tindakan Komunikatif Habermas

Ensiklopedi Filsafat Jürgen Habermas

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-3 Filsafat Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-1 Berawal dari Sophia, Cinta Mendalam Yang Bijaksana