HUKUM KOMUNIKATIF: ADAPTASI PEMIKIRAN HUKUM DAN FILSAFAT JÜRGEN HABERMAS PENULIS: ANOM SURYA PUTRA *** Hukum Komunikatif. Istilah ini penulis peroleh setelah bongkar pasang gagasan tentang pengetahuan hukum apa yang tepat untuk mewarnai diskursus ilmu hukum ( jurisprudence ) dan ilmu sosial-hukum ( legal science ) di Indonesia. Cara berpikir Hukum Komunikatif berakar dari buku karya Habermas. Judul aslinya adalah Faktizität und Geltung: Beiträge zur Diskurstheorie des Rechts und des demokratischen Rechtsstaats , Frankfurt a.M. 1992. Diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul " Between Facts and Norms: Contributions to a Discourse Theory of Law and Democracy " (Antara Fakta dan Keabsahan Normatif: Kontribusi untuk Teori Diskursus Hukum dan Demokrasi), karya Jürgen Habermas (Massachusetts Institute of Technology, 1996). Buku ( online ) ini, entah suatu saat nanti akan terbit dalam versi cetak, ditulis dengan gaya rileks atau semacam humor yang belum tentu memancin...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
MEDITASI RUMI MATSNAWI MAKNAWI
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Tulisan kali ini mengangkat tema meditasi dan Rumi. Kali pertama pembaca akan menonton video tentang Meditasi Tanpa Objek yang diselaraskan dengan syair dalam kitab Matsnawi Maknawi karya Rumi. Anda bisa menonton video ini lengkap dengan langkah-langkah meditasinya. Anda juga bisa memesan buku terjemahan kitab Matsnawi Maknawi kepada penerjemahnya yakni M Nur Jabir 0821-1301-4703.
Video Meditasi Rumi Matsnawi Maknawi
00:00 Sekilas Kitab Matsnawi Maknawi karya Jalaluddin Rumi
01:37 Memaknai dan Visualkan Syair (Kisah Seruling)
02:39 Siapkan Alat Tulis, Tuliskan Derita Keterpisahan yang pernah Anda alami
03:57 Tulislah Daftar Keinginan, Rasa Marah, Berbangga Diri, Sombong, Suka Menuntut
05:18 Memaknai Syair
06:13 Bersiap untuk Bermeditasi
14:22 Selesai
RUMI, Meditasi Deepak Chopra dan Derita di Masa Pandemi
"Dunia itu hanya siklus makan memakan. Suasananya hanya penderitaan. Bagaimana jika Rumi memandang situasi derita di masa pandemi, melalui pernyataan: Cinta itu menghubungkan antara semesta dan aku". Perbincangan Religi kali ini mengunggah tema diskursus Sufi dari Rumi yang awalnya didialogkan dengan fenomena trend Meditasi Deepak Chopra. Berlanjut pada obrolan, bagaimana perspektif Rumi mengatasi segala derita dalam kehidupan pandemik? Simak obrolan berikut ini sambil menonton videonya sampai tuntas..
TIME STAMPS:
00:00 Intro
00:53 Perkenalan Muhammad Nur Jabir
01:30 Rumi dan Meditasi Deepak Chopra
07:44 Fenomena Pembatasan di Masa Pandemi (PPKM)
10:05 Rumi dan Pemaknaan atas Derita di Masa Pandemi
Metafisika RUMI dalam Situasi Panik Pandemik
Perbincangan kali ini mengunggah tema diskursus Sufi dari Rumi yang awalnya didialogkan dengan fenomena tren Meditasi Deepak Chopra. Berlanjut pada obrolan, bagaimana perspektif Rumi mengatasi segala derita dalam kehidupan pandemik. Simak obrolan berikut ini sambil menonton videonya sampai tuntas.
Anom Surya Putra: Selamat bergabung para penonton dan pembaca di channel saya. Kali ini kita akan berbincang dengan seorang penulis buku dan penerjemah Kitab Matsnawi Maknawi yaitu mas Nur Jabir. Kitab Matsnawi Maknawi ini ditulis oleh Maulana Jalaluddin Rumi. Tema kali ini kita akan membahas apa saja yang berkaitan dengan kefilsafatan dari Rumi. Yang coba kita bumikan atau mungkin kita benturkan dulu dengan metafisika yang lain. Dan di sela-sela itu kita bisa saling memberikan proses dialog. Atau juga proses dialektika, mana tesis dan antitesisnya. Sehingga kita akan menemukan suatu proses cara berpikir yang mandiri. Sebelumnya, silahkan mas Nur Jabir untuk memperkenalkan diri.
Muhammad Nur Jabir: Terima kasih Mas Anom, wah ini luar biasa. Saya merasa terhormat diundang mas Anom. Mas Anom ini guru saya (saling tertawa), bertetangga, tempat curhat, enak ngobrol sama mas Anom. Perkenalkan, nama saya Muhammad Nur Jabir. Saat ini mengurusi RUMI INSTITUTE. Sehari-hari, saya menerjemah (Kitab Matsnawi Maknawi).
Anom Surya Putra: Para penonton dan pembaca bisa menyaksikan di layar, ada gambar screenshot, kitab Matsnawi Maknawi yang sedang proses untuk diterjemahkan sampai tuntas. Kalau di channel ini ada satu serial meditasi (PERFECT HEALTH) Deepak Chopra. Dia mengutip pemikiran-pemikiran Rumi untuk masuk ke dalam dunia kesadaran murni. Mungkin kita bisa awali dari perbincangan tentang hubungan antara meditasi dengan pemikiran Rumi.
Muhammad Nur Jabir: Saya juga salah satu orang yang suka Deepak Chopra. Karena beliau juga punya perhatian besar terhadap Rumi. Setahu saya, dia punya Kafe Rumi bersama Madonna dan Demi Moore, kalau nggak salah. Mereka bersama-sama di Kafe Rumi membaca syair-syair Rumi, memberikan deskripsi tentang Rumi.
Dan Deepak Chopra memang unik, seorang saintis murni dan kemudian dia menemukan sesuatu hal spiritual dibalik dunia saintis itu melalui Rumi. Nah kenapa begitu? Kalau saya mencoba menduga karena memang ada bahasa-bahasa Rumi ini yang mencoba menjelaskan tentang gagasan UNIVERSE yang hadir dalam segala realitas, terhubung dengan segala sesuatu, inti dari segala sesuatu tanpa mesti terikat dengan satu tradisi tertentu. Mungkin itu dugaan saya kenapa Deepak Chopra punya perhatian besar terhadap Rumi.
Anom Surya Putra: Ada gagasan Chopra tentang kesehatan, penyatuan tubuh, jiwa dan roh. Saya melihat juga banyak pemikiran-pemikiran Deepak Chopra, apalagi meditasi Deepak Chopra tentang creating abundance, 21 days of abundance itu sangat luar biasa. Beberapa tahun terakhir sampai (menjadi trend) di Indonesia. Mulai banyak versi-versinya, pengikutnya, pelaksananya. Padahal semuanya itu tidak resmi, termasuk channel saya juga tidak resmi. Inti gagasan yang dinyatakan dalam pemikiran Rumi, kira-kira apa kalau kita ringkas dari sisi metafisika misalnya?
Muhammad Nur Jabir: Agak sulit untuk meringkas pemikiran Rumi. Karena pengalaman dalam penerjemahan saya ini justru saya menemukan lautan. Awalnya mungkin saya melihat Rumi itu sekedar quote sederhana. Tapi dalam proses penerjemahan ini yang sudah hampir kira-kira 10.000 bait syair yang telah saya lalui itu, bagi saya (terasa) takjub. Karena salah satu yang saya nikmati dalam penerjemahan ini adalah setiap bait itu ada pemaknaan. Maka, sulit untuk mendeskripsikan Rumi dalam satu kalimat. Tapi, begini. Kita tahu Rumi seorang Sufi. Seorang sufi ini tentu lebih melihat ke dalam sebagaimana sufi yang lainnya. Karena memang ketika kita melihat ke dalam kita akan melihat keluasan diri kita, keluasan jiwa kita dan itu sebenarnya harmoni dengan alam semesta. Jadi, kalau kita lihat alam semesta ini sesuatu yang luas tak terbatas, sulit untuk dijangkau titik akhirnya. Itu sebenarnya identik dengan jiwa kita. Ada keharmonian sebenarnya antara dunia luar dengan dunia dalam.
Manusia modern jarang melihat ke dalam. Kita memang hampir disuguhkan keindahan yang luar biasa di luar itu sehingga kadang kita melupakan sesuatu di dalam diri kita. Para sufi ini termasuk Rumi mengajak untuk melihat ke dalam karena di dalam itulah sebenarnya ada lautan yang tak bertepi. Kira-kira begitu. Jadi, kalau mau diringkas ada satu syair dari Rumi bahwa cinta itu jembatan antara Universe dengan dirimu, kira-kira begitu. Maka, banyak orang meringkas pemikiran Rumi ini dengan cinta. Saya setuju tapi dalam pengertian, cinta adalah jembatan antara dirimu dengan semesta.
Anom Surya Putra: Lalu kalau itu dimaknai, semesta dan dunia itu kita bedakan, atau dua istilah dengan satu pemahaman, atau suatu istilah yang sama?
Muhammad Nur Jabir: Saya lebih menyebut semesta itu karena semesta melampaui baik dunia maupun di luar dunia. Kalau dalam benak saya, dunia adalah Yang Materi.
Anom Surya Putra: Materi pemikiran Rumi, dalam konteks BENTUK, berarti memandang dunia dan bukan mengidentikkan semesta dengan dunia. Ini khas diskursus metafisika. Saya coba bergeser dari perbincangan tentang Deepak Chopra karena menurut saya, Deepak Chopra memang menghadirkan diskursus filsafat apapun dari Rumi dan dari diskursus metafisika lainnya dalam kehidupan sehari-hari, dan selanjutnya digunakan dalam dunia meditasi. Saya mencoba untuk menggesernya (pembahasan Rumi dan Deepak Chopra) ke diskursus masa pandemi. Dalam masa pandemi ada fenomena PPKM. Pembatasan terhadap aktivitas, mobilitas dan sebagainya. Ada pro dan kontra. Satu sisi, bagi kelas menengah yang terancam kehidupannya, rentan tubuhnya, fisiknya, mereka sangat mendukung. Mungkin karena mereka secara pola ekonomi sudah tetap, ada gaji tetap maksudnya. Ada penghasilan. Tetapi disisi lain, hak hidup mereka (gaji tetap) yang dijamin oleh pemerintahan lewat PPKM, katakanlah itu untung. Tetapi siapa yang buntung atau rugi? Yang buntung atau rugi adalah masyarakat yang pedagang kecil, yang tidak bisa mengandalkan situasi PKM ini untuk bisa mendongkrak pola nafkahnya. Ada pertentangan antara hak hidup dengan dan hak untuk berusaha. Benturan ini menimbulkan penderitaan. Berarti, dunia selama pandemi, isinya penderitaan. Situasinya, siapa makan siapa atau siapa enggak bisa makan.
Dalam konteks diskursus metafisika yang lebih luas, nanti kalau ada virus yang membunuh manusia, kemudian katakanlah manusia dikubur, kemudian (jasad manusia) menyatu dengan tanah lagi, menggemburkan tanaman, rumput mengambil intisari dari jasad, seterusnya lagi...rumput menghasilkan energi, udara dan seterusnya, atau ada tanaman lain yang memanfaatkan energi dari jasad, kemudian tanaman itu dimakan lagi manusia dan terus seperti itu. Situasinya: dunia itu hanya siklus makan memakan. Suasananya hanya penderitaan. Kira-kira bagaimana Rumi memandang situasi tadi, pada konteks sebelumnya, "Cinta itu menghubungkan antara semesta dan aku", tapi ternyata dalam konteks material suasananya penuh penderitaan.
Muhammad Nur Jabir: Nah, ini menarik. Karena kalau kita kembali ke masa hidup RUMI, konteks dimana dia hidup. Bertepatan dengan ayahnya diusir Raja. Bertepatan dengan Mongol menyerang daerah sana mulai dari Pakistan, Afghanistan, daerah Rumi. Dan itu memang masa sulit bagi Rumi. Tapi, masa sulit seperti itu menghasilkan karya seperti karya-karya Rumi. Ini juga sesuatu fenomena.
Saya teringat satu penyair, Friedrich Hölderlin di Jerman, mengatakan, hampir semua penyair besar itu justru lahir dari masa kritis atau krisis. Yang disampaikan tadi kan bahwa sekarang ini situasi krisis. Krisis ekonomi, krisis kemanusiaan, krisis relasi. Kita ternyata begitu rapuh. Peradaban kita begitu rapuh dengan virus. Apa yang kita bangun sebelumnya tidak bisa menjawab dengan baik dari segi sains. Bahkan gagasan teologis tidak bisa menjawab karena kita masih berdebat tentang apakah boleh sholat dan seterusnya, ini vaksin dan seterusnya ada perdebatan teologis. Ternyata kita krisis luar biasa.
Dengan virus Ini akhirnya kita sadar bahwa krisis ini hampir terjadi di seluruh dimensi kehidupan kita. Krisis ekonomi itu hanya salah satu, kalau menurut saya, tapi yang lebih luar biasa itu ternyata kita mengalami krisis kemanusiaan. Sehingga bahasa mas Anom tadi: siapa makan siapa, siapa yang untung, siapa yang buntung, dan seterusnya.
Situasi seperti ini kalau mengutip Viktor Frankle, Frankle itu menganut mazhab eksistensialis dalam melihat Manusia bahwa Yang Utama dalam diri manusia adalah "meaning", memaknai. Dan memang memaknai ini bukan suatu hal yang mudah. Kita pernah diskusi bahwa apa yang terjadi selama pandemi, sebenarnya secara lingkup kecil pernah terjadi pada masa sebelumnya. Misalnya, kita puasa. Puasa itu kan bagian dari mengisolasi diri, menahan diri. Isolasi dan karantina itu kan kita disuruh bersabar, tidak berinteraksi ke luar, menahan diri dan seterusnya.
Soal kalangan tertentu yang penghasilannya cukup untuk menafkahi di masa pandemi, mungkin bukan persoalan Rumi. Saya kira persoalan Rumi adalah persoalan eksistensialis, bukan persoalan yang sampai mengeluarkan satu kebijakan yang bisa memberikan solusi terhadap orang-orang yang memang dibuntungkan dengan masa pandemi. Tugas Rumi sebenarnya adalah memberikan makna atau "meaning" terhadap derita atau penderitaan tadi (di masa pandemi). Menurut saya, itu penting.(*)
Day 1 DEEPAK CHOPRA 21-Days of Abundance Meditation Challenge - So Hum The Reality of Abundance DEEPAK CHOPRA 21-Days of Abundance Meditation Challenge. Day 1 Here we go! After you complete the task, please write: "Day 1 Done." You can leave the group if you decide not to continue. I highly recommend doing the meditation and the task at the beginning of the day, if possible. It changes the course of the day! Task In your new notebook, make a list of 50 people that have influenced your life. They can be both living and already departed people, your relatives, friends, and celebrities, writers and personalities whom you do not necessarily know personally. Everyone who has influenced you, and contributed to your growth & development. The list must have at least 50 names. In the process of making a list, think about why you chose the person. What has changed in your life for the better? Move calmly and thoughtfully. Remember the best things about each person in the list and w...
Artikel politik hukum ini semula diajukan untuk menjawab beberapa pertanyaan empiris dan teoritis: Kebijakan Dana Desa dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan hak dan kewenangan Desa. Pada tahun 2015-2016 terdapat perintah penggunaan Dana Desa untuk infrastruktur. Berlanjut pada 4 (empat) prioritas Dana Desa untuk embung desa, BUM Desa dan lainnya (2016-2017). Selanjutnya, kebijakan padat karya tunai pada tahun 2018. Bagaimana menurut Anda terhadap kebijakan tersebut yang diatur melalui perintah presiden dan menteri? Setelah Anda membaca konsep kunci ini tentang kekuasaan komunikatif, apakah kebijakan itu hasil proses deliberasi? Bagaimana kontestasi yang terjadi di Desa selama pelaksanaan program? Bagaimana cara Desa mengupayakan konsensus? Setelah anda membaca konsep kunci di bawah ini tentang kekuasaan administratif, apakah program berjalan sukses, efisien, dan presisi di Desa? Bagaimana tanggapan warga Desa terhadap program itu di Desa? Apakah terdapat penolakan yang d...
Tulisan ini awalnya ditulis oleh salah seorang penyusun modul Peningkatan Kapasitas Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa Tahun 2022, yakni (Romo) Ibe Karyanto . Diterbitkan dalam skala terbatas pada pertengahan tahun 2022 oleh Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Desa PDTT. Anom Surya Putra Saya ucapkan terima kasih sehormat-hormatnya atas persetujuan (Romo) Ibe Karyanto dan Zaini Mustakim (P3PD) terhadap penayangan materi ini, setelah diadaptasi dari berbagai perbincangan selama MoT dan ToT. Setelah saya mengikuti beberapa aktivitas mulai MoT, ToT daring dan ToT tatap muka, terdapat perubahan penting dalam "membaca", "membatinkan" dan "mengkomunikasikan" bahan bacaan tentang "Citra Pendamping Desa". Pertama, bahan bacaan ini berada dalam pertimbangan paradigmatik, dan bukan pertimbangan bimbingan teknis (bimtek). "Bahan bacaan modul" ini bukan digun...
Welcome to Day 11. The universe is an elegantly orchestrated symphony. When our body mind is in concert with the universe, everything becomes spontaneous and effortless, and the exuberance of the universe flows through us, in joyful ecstasy. This is the essence of the law of least effort, trusting that everything in the universe, is as it should be in perfect harmony. Knowing this, we dance to the rhythm of the cosmos, living life in comfort and ease, shedding the belief that abundance is the result of struggle. The law of least effort tells us, that we can do less and accomplish more, but first we must practice acceptance, the more readily you accept the circumstances of your life as they are in this moment, the easier your life becomes. When you struggle against this moment, you're actually struggling against the entire universe, and while you may have the intention for your life to change in some way, accepting it as it is right now, places you in the best position to attain you...
Metode Penilaian Dampak Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Regulatory Impact Assessment ; RIA) merupakan salah satu pendekatan atau metode perancangan regulasi hukum kontemporer. Metode ini menambahkan analisis biaya dan manfaat ( cost and benefit analysis ) pada perancangan regulasi hukum, yang memadukan faktor subjektif-objektif pada regulasi hukum melalui analisis biaya dan manfaat. Metode RIA dapat digunakan oleh birokrasi sebagai institusi perancang regulasi hukum yang efisien, dan disisi lain metode RIA dapat digunakan sebagai instrumen penguat argumentasi (opini publik dan aspirasi politis) oleh komunitas lokal dan organisasi masyarakat sipil lainnya. Metode RIA mendorong publikasi kepada publik baik rencana perancangan regulasi hukum maupun pemantauan dan evaluasi regulasi hukum. Materi penerapan RIA di Indonesia selama ini tertuju pada kebijakan perdagangan, perindustrian dan diskursus kebijakan untuk memacu daya saing pasca krisis. Diskursus penerapan RIA di Indo...
Anom Surya Putra Pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia mayoritas dilakukan secara normatif. Hukum dimaknai sebagai produk dari hukum positif atau hukum yang berlaku di wilayah negara tertentu. Pendekatan positivisme-legal dari Hans Kelsen itu amat mendominasi metode penyusunan peraturan perundang-undangan. Karakteristik metodenya dipengaruhi jurisprudence (ilmu hukum normatif-doktrinal). Lingkup pembahasannya meliputi asas hukum, norma hukum, bahasa hukum yang pragmatis dan kewenangan institusi hukum. Awalnya penyusunan peraturan perundang-undangan dalam pandangan normatif-doktrinal disebut legal drafting . Pengaruh hukum bisnis dan masyarakat pasar sangat kuat terhadap terminologi ini. Seluruh objek pengaturan ditundukkan pada kehendak individu yang bebas, otoritatif, dan berlangsung melalui hubungan kontraktual. Tapi diferensiasi sosial bergerak cepat, sehingga terjadi pemisahan kerangka teoritik normatif yakni munculnya legislative drafting selain legal drafting . ...
Welcome to day ten. Although all of the events in your life are governed by the law of cause and effect, and our karmic events, there is great freedom in knowing, that if you do not like the results of a previous choice, then you can always choose again. In every situation, there are countless alternatives that affect you and those around you. When you go to make that singular choice, it should nourish you, and everyone else, influenced by your actions. This, is the law of karma or conscious choice making. True abundance or affluence is the ability to fulfill one's desires with minimal effort. When we speak of abundance as it relates to the law of karma, we can look to the concept of stewardship, responsibly caring for something we value, as a path to realizing our dreams. Taking proper care of a child. Making healthy choices for our bodies. Or using Earth's natural resources responsibly. All these are examples of good stewardship. Every action we take, generates a force of en...
Mahkamah Agung menolak permohonan keberatan hak uji materiil dari Pemohon ("Perkumpulan Unit Pengelola Kegiatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; disingkat UPK NKRI) pada tanggal 11 Oktober 2021. Dalam situs Mahkamah Agung (MA), Putusan MA ini telah berkekuatan hukum tetap. Konsekuensi yuridisnya, kaidah hukum Pasal 73 PP No. 11/2021 tentang BUM Desa yang mengatur tentang kaidah hukum transformasi UPK Dana Bergulir Masyarakat (UPK DBM) tetap sahih dan berlaku. Putusan MA ini penting sebagai pembelajaran berhukum dalam konteks transformasi organisasi eks proyek PNPM-Mandiri Perdesaan ke institusi kerjasama usaha antar-Desa, sehingga menarik untuk menelusuri pertimbangan para hakim agung dalam Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 32 P/HUM/2021 antara PERKUMPULAN UNIT PENGELOLA KEGIATAN NEGARA KESATUAN RI (ASOSIASI UPK NKRI) VS PRESIDEN RI. Argumen Hukum yang Ditolak Para pembaca dipersilahkan untuk mengunduh naskah putusan MA tersebut melalui alamat ini. Dalam bahasa yang lebih mudah di...
Buku sosiologi hukum ini menyajikan visi ilmiah sosiologi hukum berdasarkan diskusi tentang pencapaian utama dari spesialisasi sosiologi hukum. Karya Mathieu Deflem ini mengungkapkan nilai-nilai studi sosiologi hukum dengan menyatukan tema-tema teoritis dan empiris. This is a copy of an Indonesian translation of “ Sociology of Law: Visions of a Scholarly Tradition ” (2008), Mathieu Deflem, University of South Carolina, Translated by Anom Surya Putra. Source: Sociology of Law: Visions of a Scholarly Tradition , by Mathieu Deflem (Cambridge University Press, 2008) https://deflem.blogspot.com/2008/01/socoflaw.html Please cite as: Deflem, Mathieu. 2008. "Sosiologi Hukum Mathieu Deflem (65): Pascamodernisme dan Dekonstruksi dalam Hukum." Blog Anom Surya Putra , Agustus 2022. ------------- Bagian III Dimensi-dimensi Sosiologis Hukum 10. Hukum dan Budaya: Keseimbangan Nilai-nilai Melalui Norma-norma Pascamodernisme dan Dekonstruksi dalam Hukum Sehubungan dengan studi hu...
Welcome to Day 15. Welcome to our final week of the Chopra Center 21-Day meditation challenge. During our first week together we explored the reality of abundance, its original source which is the universe, and how we attract it through our consciousness. Last week we learn how to attract more abundance, by applying the seven spiritual laws of success. This week we'll expand on our foundation, and discuss the many ways abundance can manifest in our lives. Beginning with an understanding of how the effortless flow, that occurs as seemingly unrelated events, coming together, can bring fulfillment to our lives. I call this merging of coincidence and destiny: synchro destiny; powerfully leveraging the intelligence of the universe, that orchestrates the whole dance of creation, on every scale, from the farthest reaches of the cosmos to the events of our own daily lives. One of the main principles of synchrodestiny, is recognizing and celebrating this cosmic dance. Tru...
Komentar