Opini Terbaru

Between Facts and Norms, Pemikiran Hukum Jürgen Habermas (2): Pengantar dari Jürgen Habermas

Gambar
PENGANTAR Jürgen Habermas  | Penerjemah: Anom Surya Putra | Di Jerman, filsafat hukum telah lama tidak lagi menjadi materi pembahasan bagi para filsuf. Jika saya jarang menyebut nama Hegel dan lebih mengandalkan teori hukum Kantian, hal ini juga mengungkapkan keinginan saya untuk menghindari suatu model yang menetapkan standar yang tidak dapat dicapai bagi kita. Memang, bukan kebetulan bahwa filsafat hukum, dalam mencari kontak dengan realitas sosial, telah bermigrasi ke aliran-aliran (mazhab) hukum. [1] Namun, saya juga ingin menghindari ilmu hukum teknis yang terfokus pada fundasi-fundasi hukum pidana. [2] Apa yang dulunya dapat dianut secara koheren dalam konsep-konsep filsafat Hegelian saat ini menuntut pendekatan pluralistis yang menggabungkan perspektif teori moral, teori sosial, teori hukum, serta sosiologi dan sejarah hukum. Saya menyambut ini sebagai kesempatan untuk menampilkan pendekatan pluralistis yang sering tidak diakui/disadari teori tindakan komunikatif. Konsep-konse

OPINI Musik: Mencoba Linux dan Musescore untuk lagu berjudul SETARA


Sedikit berbagi cerita, perkenalan saya dengan Linux terawali dengan ludesnya data dalam bentuk tulisan dan hasil music recording skala rumahan akibat virus Trojan. Alhasil, usaha browsing menunjukkan berjibun forum, blog atau situs yang berdiskusi tentang Linux Mandriva dan Ubuntu Studio. 

Nah, percakapan crowded society dalam dunia perLinuxan itu berikutnya mewarnai eksperimentasi penulis untuk mengubah OS pada laptop dan PC. Saya yang awam komputer memilih turunan Red Hat dan Debian semata-mata untuk menghindari fanatisme terhadap distro. 

Bagi pengguna Linux yang enggan instalasi rumit berbasis text, Mandriva merupakan salah satu pilihan awal yang terbukti mobile. Saya ujicoba menggunakan Linux Mandriva dengan IM2 Kartu "3" sekitar tahun 2007-2008. 

Di sisi lain, distro Ubuntu Studio fokus pada individu pekerja seni. Nah, pada masa itu, saya ujicoba menggunakan fasilitas MuseScore di Ubuntu Studio 8, untuk menulis partitur lagu berjudul Setara. Keragaman di Linux ini setidaknya menambah keakraban bagi saya sebagai warga "awam komputer" terhadap dunia teknologi informasi.

Nah, ini hasil rekaman musik lagu SETARA setelah partitur lagu selesai.*

Penulis: Anom Surya Putra

NEXT: 

LAGU SETARA Ciptaan Anom Surya Putra

Komentar

Artikel Terpopuler

21-Days of Abundance Meditation Challenge Deepak Chopra

Konstitusionalisme Deliberatif dan Judicial Review

Day 10 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 16 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 6 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 4 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 8 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 7 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Sosiologi Hukum Mathieu Deflem (2): Pengantar Buku Sosiologi Hukum

Day 17 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)