[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

Serial tulisan ini disarikan dari pengalaman kami melakukan asistensi dalam program CSR PT PJB UBJOM PAITON, bekerjasama dengan Desa Sumber Kembar Probolinggo, yang telah diterbitkan pada tahun 2020:
Putra, Anom Surya dan dan Rizqi Prima Haksasi. 2020. Api Menyala dari Mata Air Kembar, Praksis CSR di Desa Sumber Kembar Probolinggo (Yogyakarta: PT PJB UBJOM PAITON Bekerjasama dengan LKiS).
Please cite as: Putra, Anom Surya dan dan Rizqi Prima Haksasi. "Api Menyala dari Mata Air Kembar (10): Masalah dan Peluang BUM Desa Plalangan." Blog Anom Surya Putra. Juli 2022.
-------------------
Masalah BUM Desa secara umum adalah pembentukan BUM Desa belum disertai rumusan potensi aset sebagai ancangan untuk melakukan usaha kolektif. Potensi aset ialah aset yang melimpah di Desa dan belum disadari kekuatannya untuk menggerakkan usaha kolektif di Desa. Desa Sumber Kembar memang mencoba membangun identitasnya sebagai Desa Wisata tetapi jenis usaha wisata yang telah dijalani itu belum menyatu dengan praksis budidaya pertanian pada skala lokal Desa.
Belum tuntas BUM Desa menyadari potensi aset wisata dan budidaya pertanian, mereka terpaksa mengikuti genderang program yang tak seirama dengan nalurinya. BUM Desa menjalani program yang bersifat intervensi, karitatif, dan pragmatis seperti tawaran kredit, proyek infrastruktur jangka pendek, dan pembentukan lembaga “pengelola program bantuan” sebagai tanda monumen proyek di Desa. Program bantuan dari luar Desa cenderung mendorong BUM Desa mengalami kon ik dengan kelompok bentukan proyek dan sekaligus rawan diterpa isu negatif dari kelompok kepentingan (dugaan korupsi atau penggelapan). Program CSR sudah saatnya melampaui isu negatif tersebut dengan mengakui dan menghormati perencanaan Desa dan spirit dari BUM Desa. Bantuan karitatif dan pemberdayaan kelompok masyarakat berjangka pendek sudah tidak relevan untuk melayani Desa di wilayah kerja CSR.
Kegiatan Dikjar BUM Desa mengenalkan cara memilah dan menggunakan Aset Desa, Aset Bersama (common pool resources) sampai dengan perlakuan akuntansi keuangan atas aset yang dikelola oleh BUM Desa (Aset BUM Desa). Beranjak dari pemilahan dan penggunaan berbagai aset, fasilitator Dikjar BUM Desa mengajak BUM Desa untuk menyadari peluang-peluang yang ada dengan memetakan Aset Bersama, Aset Desa dan Aset Masyarakat Desa. BUM Desa diajak untuk diskusi menembus isolasi ekonomi Desa melalui upaya merintis akses pemasaran keluar Desa tanpa meninggalkan jati diri sebagai Desa Budaya.
Partisipan dari BUM Desa melakukan teknik “kupas bawang” terhadap fenomena yang dialami hingga menemukan beberapa masalah sebagai berikut:
Curah gagasan yang telah dirumuskan menjadi masalah selanjutnya disadari sebagai peluang:
Komentar