Opini Terbaru

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

Gambar
 Hukum Komunikatif Karya: Anom Surya Putra ~ Naskah (calon) buku yang ditulis dalam keadaan "chaotic", non-sistematis, sedikit mengandung aforis atau metafor, tidak bermanfaat bagi praktisi hukum, dan mungkin berguna bagi pemula yang hendak membaca "hukum" dengan cara rebahan, atau bacaan ringan bagi individu yang mati-langkah dengan dunia hukum yang digeluti selama ini ~ I. Bangun dari Tidur Panjang Secangkir kopi dan teh berdampingan di meja kecil. Gemericik air dari pahatan pancuran air menemani cairan yang tersimpan di dalam cangkir kopi dan teh. Mata sembab setelah menatap ribuan kalimat di layar komputer. Jemari bergerak secara senyap, memindahkan visual pikiran dan audio batin ke dalam rangkaian gagasan. Awal. Baru memulai. Chaotic. Bangun dari tidur yang panjang. Terlalu banyak minum kopi dan teh sungguh memicu asam lambung. Cinta yang mendalam terhadap kopi dan teh terganggu dengan asam lambung yang bergerak maraton di dalam tubuh. Kurang bijak meminum kopi...

Cerita Bersambung Kerumunan adalah Neraka [11]

 ~ RONTEK ~


Sesampai di rumah Rontek, ia tatap mata mereka sekeluarga. Tepat di antara kedua alisnya. 

Aneh....

Sambutan ramah diterimanya begitu saja. Suguhan kue lebaran masa pagebluk dihidangkan di meja. Mumpung gratis, ia makan kue itu sebanyak mungkin. Tak lupa mengambil sedikit dan disimpan di plastik, tentu setelah ditawari pemilik rumah. Untuk camilan di perjalanan yang kadang menapak aspal dan juga jalan berlumpur.

"Maaf mas, kami tidak punya uang banyak selama pagebluk. Tetapi kami ada sedikit uang dari jualan beras, tapi bukan beras bantuan pangan yang kadang berkutu dan cocok dimakan ayam. Beras ini hasil keringat kami sendiri..." Sama sekali tak nampak kegarangan Rontek seperti sekian bulan purnama lalu.

Lega kiranya mendengarnya. 

Tapi mengapa ada pendaran putih di samping Rontek! Dan terdengar audio batin seperti di film drama korea Legend of the Blue Sea?

"Sampaikan kepada pemilik rumah ini, supaya mendoakanku untuk segera lanjut manunggaling Gusti. Sentuh tangannya sambil pamitan, selebihnya urusanku meminjam batinnya agar ia pergi ke petilasan dan tepian mata air purba..."

Setengah merinding di siang hari, Mudra menjalani pesan arwah itu. Ia tak peduli suara itu suara jin, setan atau suara artis drama korea. 

Yang penting, cicilan sudah terbayar walau sedikit, ditambah keramahan pemilik rumah tanpa diduga.

***

NEXT



Komentar

Artikel Terpopuler

21-Days of Abundance Meditation Challenge Deepak Chopra

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-2 Menziarahi Ius, Lex dan Codex

Day 12 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 13 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 11 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Hukum dalam Teori Tindakan Komunikatif Habermas

Ensiklopedi Filsafat Jürgen Habermas

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-3 Filsafat Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-1 Berawal dari Sophia, Cinta Mendalam Yang Bijaksana