Opini Terbaru
Cerita Bersambung Kerumunan adalah Neraka [11]
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
~ RONTEK ~
Aneh....
Sambutan ramah diterimanya begitu saja. Suguhan kue lebaran masa pagebluk dihidangkan di meja. Mumpung gratis, ia makan kue itu sebanyak mungkin. Tak lupa mengambil sedikit dan disimpan di plastik, tentu setelah ditawari pemilik rumah. Untuk camilan di perjalanan yang kadang menapak aspal dan juga jalan berlumpur.
"Maaf mas, kami tidak punya uang banyak selama pagebluk. Tetapi kami ada sedikit uang dari jualan beras, tapi bukan beras bantuan pangan yang kadang berkutu dan cocok dimakan ayam. Beras ini hasil keringat kami sendiri..." Sama sekali tak nampak kegarangan Rontek seperti sekian bulan purnama lalu.
Lega kiranya mendengarnya.
Tapi mengapa ada pendaran putih di samping Rontek! Dan terdengar audio batin seperti di film drama korea Legend of the Blue Sea?
"Sampaikan kepada pemilik rumah ini, supaya mendoakanku untuk segera lanjut manunggaling Gusti. Sentuh tangannya sambil pamitan, selebihnya urusanku meminjam batinnya agar ia pergi ke petilasan dan tepian mata air purba..."
Setengah merinding di siang hari, Mudra menjalani pesan arwah itu. Ia tak peduli suara itu suara jin, setan atau suara artis drama korea.
Yang penting, cicilan sudah terbayar walau sedikit, ditambah keramahan pemilik rumah tanpa diduga.
***
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar