Opini Terbaru

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

Gambar
 Hukum Komunikatif Karya: Anom Surya Putra ~ Naskah (calon) buku yang ditulis dalam keadaan "chaotic", non-sistematis, sedikit mengandung aforis atau metafor, tidak bermanfaat bagi praktisi hukum, dan mungkin berguna bagi pemula yang hendak membaca "hukum" dengan cara rebahan, atau bacaan ringan bagi individu yang mati-langkah dengan dunia hukum yang digeluti selama ini ~ I. Bangun dari Tidur Panjang Secangkir kopi dan teh berdampingan di meja kecil. Gemericik air dari pahatan pancuran air menemani cairan yang tersimpan di dalam cangkir kopi dan teh. Mata sembab setelah menatap ribuan kalimat di layar komputer. Jemari bergerak secara senyap, memindahkan visual pikiran dan audio batin ke dalam rangkaian gagasan. Awal. Baru memulai. Chaotic. Bangun dari tidur yang panjang. Terlalu banyak minum kopi dan teh sungguh memicu asam lambung. Cinta yang mendalam terhadap kopi dan teh terganggu dengan asam lambung yang bergerak maraton di dalam tubuh. Kurang bijak meminum kopi...

Cerita Bersambung Kerumunan adalah Neraka [12]

~ ULAR PENUNGGU PEPUNDEN ~



Di malam hari, Mudra tidur nyenyak. Mimpi basah. Basah keringat. Kembali ia mendengar suara batin itu.

"Terima kasih sudah mendoakanku. Selama 150 tahun aku disebut Ular Penunggu Pepunden. Namaku bisa saja berganti panggilan: Ni Grenjeng. Lebih tua desa ini daripada diriku. Dulu aku punya utang kepada Volkscredietbanken. Simpan pinjam zaman Belanda. Karena tidak bisa bayar, aku difitnah, dikucilkan oleh pendukung bank itu, mati karena gangguan, jiwa. Aku memilih gila daripada menerima fitnah."

Setelah mendengar audio batin itu, kerongkongan Mudra tercekat, antara mau bangun tidur atau melanjutkan mimpi. 

Mudra memutuskan bangun dari kasur dan menikmati sensasi merinding sesaat di malam hari. Bukan takut yang menyerang dirinya. Bukan cemas dan marah menyergapnya.

Senyap.

Mudra merinding karena mendapat pesan audio batin lanjutan:

"Tatap mata pembayar cicilan dengan keheningan, banyak kejutan yang kau dapat."

"Yang Telah Dilakukan Leluhur, Sempurnakanlah, Nak..."

        Wong tuwa sing tapa (Orang tua yang bertapa)

        Anak sing nrima (Anak yang menerima berkahnya)

        Putu sing nemu (Cucu akan kembali menemukan berkah itu)

        Buyut katut (Orang tua dari kakek-nenekmu ikut serta menikmati keberkahan)

        Canggah kesrambah (Orang tua dari buyutmu terimbas keberkahan jua)

        Wareng kagandheng (Orang tua dari canggah tergandeng pula)

        Udeg-udeg siwur misuwur (Orang tua dari Wareng akan termuliakan)

Mudra bersila hanya beberapa jengkal dari pintu rumah di ruang tamu. 

"Utang memang pelik. Segala upaya harus dicoba untuk melunakkan hati yang panas. Arwah gagal masuk ke alam cahaya tanpa batas, alam Yang Tak Dikenali, hanya karena utang di masa kolonial."

Hujan angin menyerbu tanah kering. Atap rumah berderit. Seng-seng berkerit memerahkan telinga. 

Mudra memeriksa pintu. Menguncinya. Masuk ke kamar. Memejamkan mata tanpa mengelak dari pesan arwah Ni Grenjeng. 

Pada malam ini, ya, malam ini.

***

NEXT--> Episode 13



Komentar

filmtheaz mengatakan…
Masih nunggu setia akan kelanjutannya
Anom Surya Putra mengatakan…
@filmtheaz Masih menunggu wangsit dari alam ghaib...😁
filmtheaz mengatakan…
Wangsit nya belum turun kah??
Anom Surya Putra mengatakan…
@filmtheaz Wangsitnya menunggu Uang-Sit (Uang-Duduk), wkwkwkwk

Artikel Terpopuler

21-Days of Abundance Meditation Challenge Deepak Chopra

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-2 Menziarahi Ius, Lex dan Codex

Day 12 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 13 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 11 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Hukum dalam Teori Tindakan Komunikatif Habermas

Ensiklopedi Filsafat Jürgen Habermas

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-3 Filsafat Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-1 Berawal dari Sophia, Cinta Mendalam Yang Bijaksana