Opini Terbaru

Between Facts and Norms, Pemikiran Hukum Jürgen Habermas (2): Pengantar dari Jürgen Habermas

Gambar
PENGANTAR Jürgen Habermas  | Penerjemah: Anom Surya Putra | Di Jerman, filsafat hukum telah lama tidak lagi menjadi materi pembahasan bagi para filsuf. Jika saya jarang menyebut nama Hegel dan lebih mengandalkan teori hukum Kantian, hal ini juga mengungkapkan keinginan saya untuk menghindari suatu model yang menetapkan standar yang tidak dapat dicapai bagi kita. Memang, bukan kebetulan bahwa filsafat hukum, dalam mencari kontak dengan realitas sosial, telah bermigrasi ke aliran-aliran (mazhab) hukum. [1] Namun, saya juga ingin menghindari ilmu hukum teknis yang terfokus pada fundasi-fundasi hukum pidana. [2] Apa yang dulunya dapat dianut secara koheren dalam konsep-konsep filsafat Hegelian saat ini menuntut pendekatan pluralistis yang menggabungkan perspektif teori moral, teori sosial, teori hukum, serta sosiologi dan sejarah hukum. Saya menyambut ini sebagai kesempatan untuk menampilkan pendekatan pluralistis yang sering tidak diakui/disadari teori tindakan komunikatif. Konsep-konse

IDEOLOGI PARTAI NASDEM

 

IDEOLOGI PARTAI NASDEM 

(HASIL KONGRES II TAHUN 2019)


Politik aktual Indonesia bercorak banal, brutal, dan teramat volatil. Partai politik hanya mengejar kekuasaan semata tanpa landasan gagasan dan konsistensi terhadap isu yang diperjuangkan. Akibatnya, rakyat tidak mendapatkan pendidikan politik yang cukup untuk mengetahui perbedaan mendasar dan program antar partai. Partai-partai lebih banyak bergerak sesuai keinginan pemimpin atau elitnya saja. Inilah yang selama delapan tahun coba diubah oleh Partai NasDem dengan mendorong gagasan politik menjadi penting dalam proses pengambil kebijakan.

Partai NasDem berasaskan Pancasila sebagaimana tertulis pada manifesto dan AD/ART. NasDem merupakan partai yang menjunjung nilai-nilai nasionalisme sebagaimana dimaksud oleh Pancasila. Nasionalisme Partai NasDem berakar pada nasionalisme Indonesia yang menyatukan seluruh suku bangsa ke dalam satu kesatuan bernama Indonesia. Nasionalisme Indonesia merupakan semangat kebangsaan dan kemanusiaan yang berorientasi kesetaraan antar bangsa di dinia dengan meleburkan ego primordial. Nasionalisme Indonesia berasal dari akar budaya dan rasa senasib yang kemudian melahirkan semangat untuk kemerdekaan dan melawan kolonialisme. “Bangsa” dalam pandangan Partai NasDem merupakan persatuan tindakan dan pikiran yang berdasarkan kemajemukan kehidupan sosial manusia Nusantara. Jadi, nasionalisme bagi NasDem adalah ekspresi cinta Tanah Air dengan selalu menghargai eksistensi bangsa-bangsa lain dalam bentuk hubungan yang erat dalam semangat persaudaraan sebagai sesama manusia. Hal ini yang membedakannya dengan nasionalisme yang kental warna chauvinismenya.

Demokrasi yang dianut oleh Partai NasDem merupakan demokrasi yang dilandasi semangat musyarawah dan mufakat. Demokrasi yang tumbuh dari akar budaya bangsa Indonesia, di mana persoalan yang muncul diselesaikan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat, bukan gontok-gontokan. Demokrasi yang mendahulukan kualitas gagasan untuk dijalankan bersama sebagai bangsa. Akar dari demokrasi Indonesia adalah kolektivisme yang sering disebut sebagai goten royong, yang dalam istilah sekarang bisa disebut kolaborasi seluruh komponen. Inilah yang menjadi landasan Partai NasDem dalam melakukan berbagai kebijakan politik di mana kepentingan bangsa atau kepentingan umum selalu diutamakan lebih dari kepentingan pribadi dan golongan.

NasDem berprinsip bahwa nasionalisme dan demokrasi haruslah merujuk pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Demokrasi yang berlandaskan pada kedaulatan rakyat dan nasionalisme sebagai pemersatu bangsa, haruslah diisi dengan nilai-nilai spritualitas. Spiritualitas akan membuat kemajemukan bangsa menjadi anugerah dari Sang Maha Kuasa dan akan melahirkan skip toleran terhadap setiap bentuk perbedaan yang hadir. Spiritualitas juga akan mampu membuat segala bentuk kontestasi dan persaingan politik menjadi bermartabat.

Politik NasDem adalah politik kebangsaan, sebab NasDem sadar sepenuhnya tanpa rasa kebangsaan tidak mungkin Indonesia bisa lepas dari penjajahan. Begitu juga tentang kemajuan negara-negara di dunia selalu didahului oleh politik kebangsaan, rasa cinta tanah air, dan persaudaraan antarsesama warga negaranya. Belum ada negara yang maju karena politik kebencian atau permusuhan yang kental antarkelompok dalam suatu negara.

Partai NasDem secara tegas ingin mewujudkan tiga cita-cita: berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan bermartabat dalam budaya. Demokrati politik dan ekonomi bagi NasDem merupakan jalan menuju kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial.

Restorasi merupakan jalan yang dipilih Partai NasDem untuk memajukan dan membuat Indonesia mampu berada di baris depan bersama bangsa-bangsa lainnya di dunia. NasDem berkeinginan untuk mengembalikan semangat Indonesia Merdeka, yaitu menciptakan masyarakat sejahtera, adil dan makmur; memulihkan nilai-nilai dasar berbangsa dan bernegara yang bersumber dari akar budaya bangsa Indonesia yang telah hidup selama ribuan tahin.

Sumber: Garis Besar Haluan Partai (Hasil Kongres II Tahun 2019)

NEXT: 

AGENDA RESTORASI NASDEM

Komentar

Artikel Terpopuler

21-Days of Abundance Meditation Challenge Deepak Chopra

Konstitusionalisme Deliberatif dan Judicial Review

Day 10 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 16 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 6 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 4 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 8 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 7 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Sosiologi Hukum Mathieu Deflem (2): Pengantar Buku Sosiologi Hukum

Day 17 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)