Opini Terbaru
OPINI Musik: Lagu Republik Desa
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
REPUBLIK DESA
Lirik: Anom Surya Putra
Lagu dan Aransemen: Dicky
Cajon: Dicky
Vokal: Dicky dan Dyah
Gitar: Haryowid
Violin: Kamto
Studio: Rhendy Abraham
Nusantara bukan tanah kosong dan tandus
Kami atur dan urus sendiri
Tiga Abad
Gajah memikul Air
Naga hisap Embung kami
Itu Hak kami semua tanpa batasan
Uang kertas itu bukan milikmu
BUKAN MILIKMU...
Republik Desa kami tak pernah mati
Istana, Taburlah Kertas tanpa kepalsuan
Itu hak kami semua
tanpa batasan
Uang kertas itu
bukan milikmu
BUKAN MILIKMU...
Sidoarjo, 26 Desember 2017
Lalu, apakah makna dari lirik lagu "Republik Desa"?
Melampaui perdebatan epistemologis klasik tentang politik hukum, Prof. Ateng Syafruddin dan Dr. Suprin Na'a dalam buku Republik Desa (2010) memulai penelusurannya dengan menghadirkan teks yang membahas Republik Desa (Dorpsrepubliek) secara historis.
Karya Van Vollenhoven berjudul Staatsrecht Overzee (1934) dikutip dalam buku Prof Ateng (yang juga seorang Nahdliyin dari Jawa Barat) sebagai argumentasi awal. Tahun 1596 ketika kapal berbendera tiga warna (mungkin maksudnya kapal Belanda: 'het eerste schip met de driekleur aan den mast in den Indischen archipel binnenvalt') memasuki wilayah kepulauan Hindia atau Nusantara. Dalam literatur lama, Nusantara dipahami sebagai wilayah hukum tata negara (staatsrechtelijk).
NUsantara bukanlah tanah kosong nan tandus, tapi dipenuhi institusi pengaturan masyarakat, pemerintahan, perkampungan asli (dorpen), kerajaan, dan republik-republik (republieken). Istilah republik-republik (republieken) menunjuk pada kesatuan masyarakat hukum yang punya kuasa atas dirinya, meski Kerajaan Majapahit tegak berdiri.
Kutipan dari Van Vollenhoven itu menunjukkan bahwa terdapat 3 (tiga) struktur utama di Nusantara yakni perkampungan, kerajaan dan republik. Republik Desa menjadi pemerintahan asli di Nusantara, dan berbeda dengan kerajaan maupun perkampungan biasa.
Masa depan kita ditentukan pertarungan antara Gajah vs Naga. Sutoro Eko (STPMD-APMD Yogyakarta) menyatakan, Gajah merupakan penanda gerakan berdesa (panchayat) dari Mahatma Gandhi di India. Berjalan pelan namun pasti. Sedangkan Naga adalah kekuatan masif-korporatisasi yang terbang dari langit ke permukaan bumi.
Lagu ini bisa jadi menjadi pembuka jalan penghayatan atas mantra-mantra suci: Republik Desa, Rekognisi, Restorasi Republik Desa dan akhirnya Rekonstitusi Desa.
Teman-teman pemusik lagu Republik Desa pun ini telah menjalani aransemen Jalan Berdesa dengan mantra-mantra suci itu dalam tempo 'Andante'...perlahan namun pasti. 🚶
Penulis: Anom Surya Putra
NEXT: KUMPULAN LAGU DAN OPINI MUSIK
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar