Opini Terbaru
Cerita Bersambung Kerumunan adalah Neraka [10]
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
~ NI GRENJENG ~
Ia hanya menyadari napas di ujung hidungnya. Batin menerima apa adanya.
Sikap jengkel pada peminjam dana bergulir berlompatan selama meditasi. Wajah Rontek membayang di alam bawah sadarnya.
"Dasar monyet..., " katanya dalam batin. Pikiran yang melompat tak beraturan itu sering terjadi pada dirinya selama bekerja.
Alam bawah sadar telah merebut jiwanya. Kini semua kejengkelan tampak jelas selama meditasi. Seperti Monyet berwarna coklat, melompat-lompat bergelantungan di pepohonan Gunung Merapi.
Tiga puluh menit Mudra berjuang menyadari seluruh kejengkelannya. Ia berhasil menerima sikapnya selama ini sebagaimana apa adanya. Cukuplah Mudra mencatat dalam batin atas suara atau visualisasi atas perasaannya kepada Rontek.
"Aku terima perlakuan Rontek kepadaku, sebagai MONYET yang berlompatan di pikiranku. Ya, hanya kuterima sebagai pikiran..."
Semakin kedalam keheningan diri, Mudra masuk ke alam visual meditation. Arwah Ni Grenjeng! Sosok arwah itu berjalan di tepian sumber mata air purba. Persis seperti film drama korea yang mistis.
"Aku tahu rapal mantramu, wiridmu, karena aku sudah disini ratusan tahun. .... Aku lelah dimanipulasi manusia di sekitar sini. Disuruh menjaga supaya tak ada korban tenggelam.....Tapi perilaku mereka hanya memanfaatkanku."
Mudra terdiam tanpa komentar.
Lanjutnya, "Yang kubutuhkan hanya kejernihan batin mereka supaya aku kembali ke alam asal. Yang Tak Dikenal."
***
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar