Opini Terbaru

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

Gambar
 Hukum Komunikatif Karya: Anom Surya Putra ~ Naskah (calon) buku yang ditulis dalam keadaan "chaotic", non-sistematis, sedikit mengandung aforis atau metafor, tidak bermanfaat bagi praktisi hukum, dan mungkin berguna bagi pemula yang hendak membaca "hukum" dengan cara rebahan, atau bacaan ringan bagi individu yang mati-langkah dengan dunia hukum yang digeluti selama ini ~ I. Bangun dari Tidur Panjang Secangkir kopi dan teh berdampingan di meja kecil. Gemericik air dari pahatan pancuran air menemani cairan yang tersimpan di dalam cangkir kopi dan teh. Mata sembab setelah menatap ribuan kalimat di layar komputer. Jemari bergerak secara senyap, memindahkan visual pikiran dan audio batin ke dalam rangkaian gagasan. Awal. Baru memulai. Chaotic. Bangun dari tidur yang panjang. Terlalu banyak minum kopi dan teh sungguh memicu asam lambung. Cinta yang mendalam terhadap kopi dan teh terganggu dengan asam lambung yang bergerak maraton di dalam tubuh. Kurang bijak meminum kopi...

Cerita Bersambung Kerumunan adalah Neraka [10]

~ NI GRENJENG ~


Dengan perasaan antara percaya dan tidak yakin akan kegunaan meditasi untuk penagihan cicilan hutang, Mudra berlatih sikap Sadar Pasif-Responsif. Bangun pagi. Duduk di kasur. Maklum, ia tak punya matras meditasi seperti kaum meditasi klas menengah perkotaan. Kalau ia meditasi di teras rumah, bakal dikira mengamalkan pesugihan. Kecurigaan semacam ini biasa terjadi di wilayahnya.

Ia hanya menyadari napas di ujung hidungnya. Batin menerima apa adanya. 

Sikap jengkel pada peminjam dana bergulir berlompatan selama meditasi. Wajah Rontek membayang di alam bawah sadarnya.

"Dasar monyet..., " katanya dalam batin. Pikiran yang melompat tak beraturan itu sering terjadi pada dirinya selama bekerja. 

Alam bawah sadar telah merebut jiwanya. Kini semua kejengkelan tampak jelas selama meditasi. Seperti Monyet berwarna coklat, melompat-lompat bergelantungan di pepohonan Gunung Merapi.

Tiga puluh menit Mudra berjuang menyadari seluruh kejengkelannya. Ia berhasil menerima sikapnya selama ini sebagaimana apa adanya. Cukuplah Mudra mencatat dalam batin atas suara atau visualisasi atas perasaannya kepada Rontek.

"Aku terima perlakuan Rontek kepadaku, sebagai MONYET yang berlompatan di pikiranku. Ya, hanya kuterima sebagai pikiran..."

Semakin kedalam keheningan diri, Mudra masuk ke alam visual meditation. Arwah Ni Grenjeng! Sosok arwah itu berjalan di tepian sumber mata air purba. Persis seperti film drama korea yang mistis.

"Aku tahu rapal mantramu, wiridmu, karena aku sudah disini ratusan tahun. .... Aku lelah dimanipulasi manusia di sekitar sini. Disuruh menjaga supaya tak ada korban tenggelam.....Tapi perilaku mereka hanya memanfaatkanku."

Mudra terdiam tanpa komentar.

Lanjutnya, "Yang kubutuhkan hanya kejernihan batin mereka supaya aku kembali ke alam asal. Yang Tak Dikenal."

*** 

NEXT



Komentar

Artikel Terpopuler

21-Days of Abundance Meditation Challenge Deepak Chopra

[Calon Buku] Hukum Komunikatif by Anom Surya Putra

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-2 Menziarahi Ius, Lex dan Codex

Day 12 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 13 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Day 11 21-Day Meditation Challenge Creating Abundance (Deepak Chopra)

Hukum dalam Teori Tindakan Komunikatif Habermas

Ensiklopedi Filsafat Jürgen Habermas

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-3 Filsafat Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum

OPINI Filsafat Hukum: Bagian Ke-1 Berawal dari Sophia, Cinta Mendalam Yang Bijaksana