HUKUM KOMUNIKATIF Karya: Anom Surya Putra ~ Naskah (calon) buku yang ditulis dalam keadaan "chaotic", non-sistematis, sedikit mengandung aforis atau metafor, tidak bermanfaat bagi praktisi hukum, dan mungkin berguna bagi pemula yang hendak membaca "hukum" dengan cara rebahan, atau bacaan ringan bagi individu yang mati-langkah dengan dunia hukum yang digeluti selama ini ~ BAGIAN KE-1: BANGUN DARI TIDUR YANG PANJANG Secangkir kopi dan teh berdampingan di meja kecil. Gemericik air dari pahatan pancuran air menemani cairan yang tersimpan di dalam cangkir kopi dan teh. Mata sembab setelah menatap ribuan kalimat di layar komputer. Jemari bergerak secara senyap, memindahkan visual pikiran dan audio batin ke dalam rangkaian gagasan. Awal. Baru memulai. Chaotic . Bangun dari tidur yang panjang. Terlalu banyak minum kopi dan teh sungguh memicu asam lambung. Cinta yang mendalam terhadap kopi dan teh terganggu dengan asam lambung yang bergerak maraton di dalam tubuh. Kurang b...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Cara Interpretasi Data SDGs Desa Yang Beberapa Data Masih N/A
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Beberapa waktu lalu beberapa Tenaga Ahli Pendamping Desa dari Sumatera Selatan melakukan praktik interpretasi data SDGs Desa. Data yang dipergunakan dalam pelatihan di kelas adalah data SDGs Desa Muara Sungai, Cambai, Prabumulih, Sumatera Selatan. Data terakhir yang diolah dan diinterpretasi dalam latihan adalah data (cut off) tanggal 27 Juli 2022, pukul 20:25 WIB.
Data Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2022 menetapkan status Desa Muara Sungai sebagai Desa BERKEMBANG, dengan skor penilaian 0,6552. Luas wilayah Desa Muara Sungai 10,1 KM2. Terletak di ketinggian 11–20 dpl dengan tipologi wilayah datar sampai bergelombang. Penduduk Desa Muara Sungai berjumlah 2,375 jiwa yang terdiri dari 1,217 Perempuan dan 1.158 Laki-laki, tergabung dalam jumlah Kepala Keluarga 849 Kepala Keluarga. Penduduk Desa Muara Sungai umumnya berasal dari suku Belide. Mata pencaharian penduduk Desa Muara Sungai umumnya sebagai petani dengan komoditi utama tanaman karet. Mata pencaharian lain penduduk setempat adalah pegawai swasta, buruh, pegawai negeri, dan lainnya.
Pembaca akan menjumpai kasus bahwa data SDGs Desa belum sepenuhnya berpindah/migrasi, yang semula terdapat dalam aplikasi digital SDGs Desa, ke sistem situs SDGs Desa yang dikelola oleh salah satu organ birokasi Kementerian Desa PDTT.
Lalu, bagaimana cara Pendamping Desa menginterpretasi hasil analisa SDGs Desa dan membicarakannya secara terbuka-dan-deliberatif pada konteks permusyawaratan di Desa?
Langkah Pertama
Pendamping Desa membuka dashboard dan melakukan "Log in", setelah Pendamping Desa berkomunikasi dengan Pemerintah Desa perihal Akun dan password.
Pemutakhiran data SDGs yang telah dicapai Desa Muara Sungai per tanggal 27 Juli 2022 baru mencapai 37,03. Angka ini masih sangat kecil. Tim pemutakhiran data SDGs baru memulai pemutakhiran data pada tanggal 29 Juni 2022 yang mana sebelumnya dilakukan OJT oleh Tenaga Pendamping. Langkah yang dilakukan oleh tim pemutakhiran adalah melakukan sinkronisasi data manual yang dimiliki oleh Desa dibandingkan dengan pengunduhan (download)hasil input data yang ada dalam dashboard sistem situs SDGs Desa.
Langkah Kedua
Pendamping Desa mencermati capaian per tujuan SDGs Desa, khususnya Desa Muara Sungai, Cambai, Prabumulih, Sumatera Selatan. Senyatanya, dalam pelatihan ini, data SDGs Desa tidak lengkap.
Mengapa?
Karena semua hasil pendataan yang dilegitimasi dalam musyawarah Desa, yang pernah diunggah ke dalam aplikasi digital SDGs Desa dan mengalami kerusakan aplikasi, belum semuanya migrasi ke sistem situs SDGs Desa yang diotorisasi oleh salah satu organisasi birokrasi Kementerian Desa.
Langkah Ketiga: Interpretasi Data
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-1 Desa Tanpa Kemiskinan, terdapat tulisan "N/A" atau Not Available. Artinya capaian skor ini masih harus ditinjau ulang akurasi datanya dan dengan kata lain menunggu validasi data yang akurat dari sistem Kementerian Desa.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-2 Desa Tanpa Kelaparan, skor 33.33.
Dalam indikator ke-1 dari Tujuan SDGs Desa Ke-2 terdapat pernyataan “prevalensi kurang gizi, kurus, stunting, anemia turun menjadi 0%”, Desa sudah mencapai skor 100. Artinya Desa Muara Sungai tidak terdapat kasus kurang gizi, kurus, stunting dan anemia.
Dalam indikator ke-2 dari Tujuan SDGs Desa Ke-2, Desa memperoleh skor 0. Artinya pada indikator “prevalensi bayi mendapat ASI ekslusif mencapai 100%” di Desa Muara Sungai tidak ada satupun bayi yang mendapatkan ASI ekslusif. Data tersebut TERLIHAT JANGGAL, kemungkinan perlu ada pemutakhiran data yang akan berdampak signifikan pada perolehan skor Tujuan SDGs Desa Ke 2 ini.
Dalam indikator ke-3 dari Tujuan SDGs Ke-2, Desa memperoleh skor 0. Artinya, Desa Muara Sungai tidak memiliki kawasan pertanian pangan yang berkelanjutan. Data ini perlu ditinjau lagi keakuratannya.
Perolehan Skor 0 pada 2 (dua) indikator dari Tujuan SDGs Desa Ke-2 ini membuat total skor Desa Muara Sungai pada tujuan SDGs Desa ke-2 ini menjadi rendah yaitu 33.33 dari 100.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-3 Desa Sehat dan Sejahtera, skor 62.61.
Dalam indikator ke-1 dari Tujuan SDGs Desa Ke-2 Desa Sehat dan Sejahtera, Desa Muara Sungai memperoleh skor 59,96 dari 100. Karena berdasarkan data eksisting hanya terdapat 1.360 penduduk Desa yang telah memiliki kepesertaan BPJS dari jumlah total penduduk dalam satu Desa. Dalam indikator ini, semakin tinggi warga Desa Muara Sungai yang tercatat sebagai peserta BPJS maka akan semakin tinggi perolehan skornya. Sebaliknya, semakin sedikit penduduk Desa Muara Sungai yang tercatat menjadi peserta BPJS maka akan semakin membuat perolehan skor menjadi rendah. Dengan demikian, indikator ini membagi jumlah penduduk Desa Muara Sungai yang menjadi peserta BPJS dengan jumlah total penduduk dalam Desa Muara Sungai yang seharusnya mendapatkan BPJS.
Sementara pada indikator “Tidak terpenuhinya kebutuhan pelayanan Kesehatan mencapai 0%” memperoleh skor 90,48 dari 100. Karena masih terdapat 104 warga Desa yang kebutuhan pelayanan kesehatannya yang tidak terpenuhi.
Dalam indikator prevalensi HIV, TBC, tekanan darah tinggi, obesitas, dan narkoba, bila mencapai 100% berarti memperoleh skor 100. Karena penduduk di Desa Muara Sungai yang memiliki penyakit prevalensi HIV, TBC, tekanan darah tinggi, obesitas, dan narkoba, maka disimbolkan dengan skor 100.
Dalam indikator ke-5, ke-7 dan ke-11 terdapat N/A. Artinya data tersebut tidak diketahui/kosong. Kondisi ini perlu untuk ditinjau kembali melalui hasil pemutakhiran data SDGs Desa melalui situs yang diotorisasi oleh salah satu organisasi birokrasi di lingkungan Kementerian Desa PDTT.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-4 Pendidikan Desa Berkualitas, skor 38.96.
Dalam indikator “Tersedianya Taman Bacaan Masyarakat atau Perpustakaan”, skor Desa Muara Sungai adalah bernilai 0. Ini perlu diverifikasi, "falsifikasi", atau diperiksa kembali ke kenyataan sosial di Desa, karena di Desa Muara Sungai terdapat lembaga pendidikan yakni SD dan Pesantren yang biasanya menyediakan tempat perpustakaan.
Sementara itu, perolehan skor tertinggi Desa Muara Sungai terdapat pada indikator “Akses anak ke Pesantren dengan perolehan skor 97,89 dari 100, karena di Desa Muara Sungai terdapat lembaga pendidikan pesantren yang mudah diakses oleh anak-anak.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-5 Desa Berkesetaraan Gender, skor 41.35.
Dalam indikator ke-1 dan ke-2 di Desa Muara Sungai tidak menerbitkan regulasi seperti Perdes atau semacamnya sebagai legitimasi-normatif bahwa Desa Muara Sungai berkesetaraan Gender.
Dalam indikator ke-2 Desa Muara Sungai memperoleh skor 100 karena di Desa Muara Sungai tidak terdapat kasus kekerasan terhadap anak perempuan.
Dalam indikator ke-9 Desa Muara Sungai memperoleh skor 100% karena Desa Muara Sungai telah memenuhi keterwakilan perempuan dalam setiap musyawarah Desa.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-6 Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi, skor 55.55.
Dalam indikator ke-3 masih terdapat 43 (empat puluh tiga) keluarga sebagai pengguna fasilitas air limbah dan lumpur tinja di Desa Muara Sungai.
Desa Muara Sungai belum menerbitkan regulasi tentang penggunaan air tanah, tata kelola sumberdaya air dan pelestarian lingkungan di sekitar aliran sungai.
Desa Muara Sungai memperoleh skor tertinggi pada indikator ke-1 yakni 98,59, karena di Desa Muara Sungai telah memenuhi layanan air minum yang layak bagi keluarga atau terdapat 700 (tujuh ratus) keluarga yang mendapatkan layanan air minum yang layak.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-7 Desa yang berenergi bersih dan terbarukan, skor 99.62.
Desa Muara Sungai mempereolah skor tinggi (hampir 100) karena di Dsa Maura Sungai tidak ada keluarga yang menggunakan kayu bakar untuk memasak.
Sementara itu, dalam indikator ke-1 dan ke-2 dari kategori tujuan SDGs Desa ke-7 ini, di Desa Muara Sungai hampir 99% atau 706 (tujuh ratus enam) keluarga yang telah menikmati listrik dan penggunaan gas untuk memasak.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-8 Pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi Desa, skor 22.85.
Dalam indikator “Angkatan kerja baru yang dilatih" nilainya 0, artinya tidak ada angkatan kerja baru yang dilatih, tetapi pengangguran masih tinggi.
Dalam indikator “tingkat pengangguran terbuka mencapai 0%”, Desa Muara Sungai memeperoleh skor 83,5 dari 100. artinya, jika dilihat dari data eksisting diketahui bahwa masih terdapat 196 (seratus sembilan puluh enam) jiwa yang masuk dalam kategori pengangguran terbuka.
Dalam indikator “pekerja sektor formal minimal 51%”, Desa Muara Sungai memperoleh skor 7,91 dari 100. Berdasarkan data eksisting, dapat diketahui bahwa hanya terdapat 840 (delapan ratus empat puluh) jiwa dari total penduduk Desa Muara Sungai yang bekerja dalam sektor formal.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-9 Inovasi dan Infrastruktur Desa, skor 1.15.
Skor 1.15 diperoleh berdasarkan perhitungan sistem (Artificial Intelligence; AI) yang menggunakan rumus-rumus tertentu, dan datanya bersumber dari kuesioner pendataan SDGs Desa yang telah dimasukkan ke dalam sistem yang diotorisasi oleh salah satu organisasi birokrasi di lingkungan Kementerian Desa PDTT.
Terdapat 2 (dua) dari 3 (tiga) indikator yang tidak ada datanya.
Sementara dalam indikator “jalan kondisi baik mencapai 100%” Desa Muara Sungai memperoleh skor 1,15 dengan keberadaan jalan yang masuk dalam kategori baik sepanjang 49 (empat puluh sembilan) kilometer.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-10 Desa tanpa kesenjangan, skor 4.12.
Skor 4.12 diperoleh berdasarkan perhitungan sistem (Artificial Intelligence; AI) yang menggunakan rumus-rumus tertentu, dan datanya bersumber dari kuesioner pendataan SDGs Desa yang telah dimasukkan ke dalam sistem yang diotorisasi oleh salah satu organisasi birokrasi di lingkungan Kementerian Desa PDTT.
Dalam indikator “indeks kebebasan sipil mencapai skor 100%” belum ada datanya sehingga terlihat janggal dan perlu diperiksa ulang.
Dalam indikator “jumlah pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan mencapai 100%” Desa Muara Sungai memperoleh skor 21,68 dengan data eksisting 82 (delapan puluh dua) jiwa yang telah menjadi pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-11 Kawasan pemukiman Desa berkelanjutan, skor 31.97.
Skor 31.97 diperoleh berdasarkan perhitungan sistem (Artificial Intelligence; AI) yang menggunakan rumus-rumus tertentu, dan datanya bersumber dari kuesioner pendataan SDGs Desa yang telah dimasukkan ke dalam sistem yang diotorisasi oleh salah satu organisasi birokrasi di lingkungan Kementerian Desa PDTT.
Desa Muara Sungai mempoeroleh skor rumah kumuh mencapai 98,45% karena masih ada 11 (sebelas) rumah yang terkategori kumuh.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-12 Konsumsi dan produksi desa yang sadar lingkungan, skor 10.
Skor 10 diperoleh berdasarkan perhitungan sistem (Artificial Intelligence; AI) yang menggunakan rumus-rumus tertentu, dan datanya bersumber dari kuesioner pendataan SDGs Desa yang telah dimasukkan ke dalam sistem yang diotorisasi oleh salah satu organisasi birokrasi di lingkungan Kementerian Desa PDTT.
Ketersediaan tempat sampah di Desa Muara Sungai memperoleh skor 20 karena baru terdapat di tempat sampah yang memadai di 1 (satu) RT.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-13 Pengendalian dan perubahan iklim oleh Desa, skor 0. Data perlu dicek kembali sesuai dengan data manual yang pernah dimasukkan oleh relawan data SDGs Desa.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-14 Ekosistem laut Desa, skor 0. Karena Desa Muara Sungai tidak berada di laut.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-15 Ekosistem daratan Desa, skor 0. Data perlu dicek kembali sesuai dengan data manual yang pernah dimasukkan oleh relawan/remunerator data SDGs Desa.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-16 Desa damai dan berkeadilan, skor 65.92.
Skor 65.92 diperoleh berdasarkan perhitungan sistem (Artificial Intelligence; AI) yang menggunakan rumus-rumus tertentu, dan datanya bersumber dari kuesioner pendataan SDGs Desa yang telah dimasukkan ke dalam sistem yang diotorisasi oleh salah satu organisasi birokrasi di lingkungan Kementerian Desa PDTT.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 2 (dua) indikator yang memperoleh skor N/A, artinya, data harus diperiksa. Terdapat 4 (empat) indikator yang mencapai 100 %.
Ada 2 (dua) indikator yang tingkat capaiannyua 0, sehingga data ini perlu diperiksa ulang.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-17 Kemitraan untuk pembangunan Desa, skor 80. Terdapat 4 (empat) indikator yang mencapai 100 % tetapi terdapat 1 indikator yang nilai capaiannya 0, sehingga data ini perlu diperiksa ulang.
Capaian Desa Muara Sungai dalam kategori Tujuan SDGs Desa Ke-18 Kelembagaan Desa dinamis dan budaya Desa adaptif, skor 45.02. Terdapat 1 (satu) indikator yang skornya N/A, 2 (dua) indikator yang capaiannya mencapai 100%, dan 1 (satu) indikator yang skor nilainya 0, sehingga data ini perlu diperiksa ulang.
Langkah Keempat: Membicarakan Rekomendasi
Analisis rekomendasi pada berkas (file) dalam aplikasi microsoft excel berbeda dengan analisis rekomendasi pada berkas (file) skor SDGs Desa.
Dalam berkas (file) analisis rekomendasi (aplikasi microsoft excel) indikator yang telah mencapai skor maksimal atau 100, dan indikator yang tidak ada datanya atau N/A, tidak akan muncul pada berkas (file) ini. Sementara pada berkas (file) skor SDGs Desa seluruh indikator beserta perolehan skornya juga turut muncul, seperti 0 maupun N/A. Singkatnya, analisis rekomendasi hanya memunculkan indikator yang dirasa perlu untuk ditingkatkan. Selain itu, berkas (file) ini juga memuat target capaian yang harus dicapai sampai dengan tahun 2023, termasuk prakiraan biaya dan sumber pendanaannya.
Interpretasi pada tulisan ini berskala terbatas yakni hanya mengunduh hasil rekomendasi program untuk tahun 2023. Pendamping Desa dapat menyampaikan kepada Pemerintah Desa, BPD, BUM Desa dan masyarakat Desa Muara Sungai, baik dalam forum informasl ataupun Musyawarah Desa, antara lain:
program yang mengutamakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Desa terutama pada kalangan perempuan
program kesehatan yang menjamin bayi mendapat ASI eksklusif
masyarakat Desa memiliki kartu BPJS kesehatan
ibu hamil melahirkan di fasilitas layanan kesehatan yang memadai
program pelayanan pendidikan bagi masyarakat Desa terutama untuk anak yang terkategori masih menjalani pendidikan dasar dan menengah
pelatihan dan akses kerja bagi pekerja dan pengangguran di Desa, baik melalui perbaikan jenis-jenis usaha di BUM Desa agar lebih melibatkan warga yang masih mengganggur dan/atau Pemerintahan Desa bersama BUM Desa aktif melakukan kerjasama Desa dan pihak dari luar Desa untuk pelatihan dan penempatan kerja.
Upaya yang melelahkan setelah membaca data SDGs Desa, lengkap dengan segala titik kelemahannya, paling tidak menyadarkan kita bahwa hasil interpretasi data SDGs Desa masih perlu komunikasi dengan Desa secara utuh. Tidak mungkin hasil interpretasi SDGs Desa bersifat mutlak untuk menentukan berjalannya program-program di Desa. Masih banyak lagi faktor-faktor lain seperti aspirasi-aspirasi masyarakat Desa, aspirasi perangkat Desa, dan kepentingan lain baik dari aparatus supra-Desa di Pusat dan Daerah yang terkadang "menitipkan" kegiatan tertentu melalui APB Desa.
Para pembaca setidaknya pernah menjumpai tarik menarik kepentingan semacam itu di Desa. Maka, hasil interpretasi data SDGs Desa selalu berada pada proses becoming, berproses, atau menjadi diskursus yang terus menerus terbuka untuk dikritik, dirasionalisasi, diperbarui, dan bukanlah Harga Mati.
Pendamping Desa tentu masih memikul "beban/tugas tambahan" yakni melakukan verifikasi data yang telah dinput untuk memastikan kesesuaiannya dengan realitas sosial di Desa. Pendamping Desa mulai dari Tenaga Ahli, PD dan PLD mesti ringan kaki dan ringan jari untuk menjaga akurasi data pada dasboard SDGs Desa, terutama terhadap data indikator yang masih N/A, bernilai 0, dan lainnya, dengan memastikan kembali 4 (empat) item kuisioner terisi dengan tepat yakni Desa, RT/Dusun, Keluarga dan Individu. Barulah selanjutnya organ Pendamping Desa memastikan jati diri, citra diri dan harga dirinya di hadapan Desa melalui Musyawarah Desa, dengan sehormat-hormatnya.*
Contoh lain tentang Interpretasi SDGs Desa dari Jawa Barat,
Ketuntasan input dan interpretasi data SDGs desa menjadi salahsatu unsur dlm pembentukan atau perbaikan citra diri pendamping, tp lebih daripada itu sebaiknya pihak kementerian juga melakukan langkah regulatif dan tegas untuk memastikan penuntasan SDGs desa oleh pemerintah desa itu sendiri, tdk hanya sekedar mengandalkan nalar komunikatif dari para pendamping saja..
Sistem website Kemendesa untuk urusan SDGs Desa beberapa kali "down". Ini juga mengisyaratkan kemampuan sistem informasi internal pusat yang belum komunikatif dengan semangat di Desa.
Nah itu juga..hehe.. Kadang suka bingung klo ada operator desa yg posting pertanyaan di grup operator "Pak dashboard lagi erorr ya..?" Mereka bisa tanya ke kita sbg PD/PLD.. Lah kita hrs tanya ke siapa....☺️
Day 1 DEEPAK CHOPRA 21-Days of Abundance Meditation Challenge - So Hum The Reality of Abundance DEEPAK CHOPRA 21-Days of Abundance Meditation Challenge. Day 1 Here we go! After you complete the task, please write: "Day 1 Done." You can leave the group if you decide not to continue. I highly recommend doing the meditation and the task at the beginning of the day, if possible. It changes the course of the day! Task In your new notebook, make a list of 50 people that have influenced your life. They can be both living and already departed people, your relatives, friends, and celebrities, writers and personalities whom you do not necessarily know personally. Everyone who has influenced you, and contributed to your growth & development. The list must have at least 50 names. In the process of making a list, think about why you chose the person. What has changed in your life for the better? Move calmly and thoughtfully. Remember the best things about each person in the list and w...
Welcome to day four. Noted Swiss psychologist and psychiatrist Carl Jung, coined the term, Collective unconscious. He coined the term to signify the beliefs we hold, that are based on what others have taught us. All these beliefs, stem from object prefer, seeking answers, externally, and accepting others portrayals of how life is supposed to be. As we reconnect with the higher self, they are living within for guidance, we begin to live our lives through self-refer, detaching from external messages, and living from Pure Consciousness or the unified field. As we contemplate our understanding of abundance, We may realize that our social conditioning has led us to believe, that there is only so much to go around, a finite amount of money, or a limited number of opportunities. Whether we define abundance as material wealth, love, joy, friends for recognition, we project the idea that these resources are scarce, and when they are gone, there will be no more. If this has been your ...
KERUMUNAN ADALAH NERAKA ANOM SURYA PUTRA SINOPSIS : Pandemi COVID-19 menerjang, mengubah Desa Gayam yang tenteram menjadi "neraka" yang penuh ketakutan dan saling curiga. Gotong royong memudar, desas-desus dedemit bergentayangan, dan kejadian aneh menghantui desa. Mudra, pemuda desa yang menjunjung tinggi kebersamaan, menyaksikan "kerumunan" yang dulu hangat kini berubah menakutkan. Ia bertemu Vanua, sukarelawan medis yang datang dari kota yang lebih dulu merasakan "neraka" pandemi. Vanua percaya bahwa "kerumunan adalah neraka," terinspirasi dari Sartre dan Le Bon. Mudra dan Vanua, dengan pandangan berbeda tentang "kerumunan," bekerja sama mengungkap misteri desa. Mereka bertemu Sari, pewaris tradisi yang memahami kekuatan gaib. Bersama, mereka dipandu Ki Rajendra, guru spiritual yang menguasai ilmu tarot, untuk melawan kekuatan jahat dan menghadapi "neraka kerumunan" dalam berbagai bentuk. Perjalanan ini menguji persahabat...
Welcome to day three. What is reality? Is it what we can experience with our senses? Or is it something else, something deeper. Consider for a moment, where was the chair you were sitting on before it was created, where was your newborn before she came into this world? Just because we cannot see or touch something, does not mean it doesn't exist. It simply means we can't experience it, in a three-dimensional world, at this moment. The same holds true for whatever you consider abundance, limitless love, unbounded joy, optimal health, our greater material possessions. Just because you're not experiencing what you desire in this moment, doesn't mean it can't exist, for you. We live our lives primarily on the physical plane, which includes everything that has form or substance, what we commonly refer to as mater. Some look at this physical realm, and see lack, others, see abundance. Some feel abundant, others feel limited, based on certain messages they may have receive...
Buku sosiologi hukum ini menyajikan visi ilmiah sosiologi hukum berdasarkan diskusi tentang pencapaian utama dari spesialisasi sosiologi hukum. Karya Mathieu Deflem ini mengungkapkan nilai-nilai studi sosiologi hukum dengan menyatukan tema-tema teoritis dan empiris. This is a copy of an Indonesian translation of “ Sociology of Law: Visions of a Scholarly Tradition ” (2008), Mathieu Deflem, University of South Carolina, Translated by Anom Surya Putra. Source: Sociology of Law: Visions of a Scholarly Tradition , by Mathieu Deflem (Cambridge University Press, 2008) https://deflem.blogspot.com/2008/01/socoflaw.html Please cite as: Deflem, Mathieu. 2008. "Sosiologi Hukum Mathieu Deflem (1): Isi Buku Sosiologi Hukum." Blog Anom Surya Putra , Juni 2022. ---------------------------- --- SOSIOLOGI HUKUM Sejak kontribusi klasik dari Weber dan Durkheim, sosiologi hukum telah memunculkan pertanyaan kunci tentang posisi hukum dalam masyarakat . Dengan menjelaskan tema teoritis dan e...
Welcome to Day 13. In the words of dr. David Thurman, my beloved friend and co-founder of the Chopra Center for well-being, abundance is a state of mind in which you believe you are intrinsically creative. You recognize that the universe is abundant, and that you are an expression of the universe. If you accept the idea of an unlimited abundant universe, you relinquish the desire to manage circumstances, and force solutions in order to manifest your desires. This, is the essence of the law of detachment. The law of detachment, teaches us to focus our attention on what we desire, take the necessary steps to achieve our dreams, and then find security in the wisdom of uncertainty, by letting go of any attachment to outcome, an essential step in achieving our goals. Think for a moment about the time you try to recall the name with no success. Finally, after struggling to remember you let go of your efforts, then a little while later the name flashed across the screen of your con...
Welcome to Day 21. Congratulations on completing the Chopra Center 21-Day Meditation Challenge, Creating Abundance. It has been our gift to share these rich meditation experiences with you. Throughout our time together, you have acquired the daily tools to help manifest abundance in your life. You have grown in confidence, that abundance is assured, certain in the knowledge that it is your birthright. Experiencing abundance all around you, you know that you co-create with your higher self, and can truly express yourself, as an abundant being. One who can enhance the lives of others and effect positive change in the world. Today I will guide you through a visualization meditation, where we will plant the seeds of this abundance consciousness, to grow more love happiness, prosperity, anything you wish, blissfully aware that abundance will flow easily, and effortlessly into your life. Let's begin. Sit comfortably and softly close your eyes. Inhaling and exhaling gently, letting...
Buku sosiologi hukum ini menyajikan visi ilmiah sosiologi hukum berdasarkan diskusi tentang pencapaian utama dari spesialisasi sosiologi hukum. Karya Mathieu Deflem ini mengungkapkan nilai-nilai studi sosiologi hukum dengan menyatukan tema-tema teoritis dan empiris. This is a copy of an Indonesian translation of “ Sociology of Law: Visions of a Scholarly Tradition ” (2008), Mathieu Deflem, University of South Carolina, Translated by Anom Surya Putra. Source: Sociology of Law: Visions of a Scholarly Tradition , by Mathieu Deflem (Cambridge University Press, 2008) https://deflem.blogspot.com/2008/01/socoflaw.html Please cite as: Deflem, Mathieu. 2008. "Sosiologi Hukum Mathieu Deflem (3): Memulihkan Sosiologi Hukum." Blog Anom Surya Putra , Juli 2022. ----------------- Pembaca yang budiman telah mengenal pengantar Sosiologi Hukum pada tulisan sebelumnya yakni " Isi Buku Sosiologi Hukum " dan " Pengantar Buku Sosiologi Hukum " yang ditulis oleh Mathieu Deflem....
Welcome to day seven. Congratulations on completing the first week, of the Chopra Center 21-day meditation challenge, creating abundance. Over the past six days, we have discovered the reality and source of abundance, which is unlimited and eternal. We've learned that mind, matter, and spirit, work in conjunction with one another, to manifest abundance that in the silent field of all possibilities, dwell the seeds of success, and that when you live from within, your desires are fulfilled quickly, spontaneously, and with minimal effort. This week, we'll contemplate what we sometimes call a coincidence, a miracle, or just good luck. Ask yourself, how long does it take for a dream to come true. In the minds of some specific conditions must be met, plans must be in place, a certain amount of time must pass, and effort needs to be exerted. However these conditions all spring from the physical three-dimensional world. In deeper levels of consciousness, what we call a dream, miracl...
Welcome to Day 18. Living only in the physical realm, we perceive the world through our senses. Yet if you depend only on our senses, we believe the physical world is our sole reality, in which all beings are separate from one another, and have access to limited resources. From this perspective of lack, we begin to believe, for instance, that if someone else enjoys success our finds love, we may be left out. We become steeped in a competition, that pits us against one another, and prevents us from experiencing true bliss. In truth, at both the molecular and spiritual levels, you and I are one, sharing the unity of an all-pervasive spirit. And once we realized that we are completely connected, the notion of competition disappears, giving way to cooperation, and unity consciousness. In this state we know, that when one person succeeds, we all succeed. Furthermore since I am you, I do not exist without you. Both illustrate at this point by using two bundles of reeds, lean...
Komentar
Sory.. it's just my oppinion..
Kadang suka bingung klo ada operator desa yg posting pertanyaan di grup operator "Pak dashboard lagi erorr ya..?" Mereka bisa tanya ke kita sbg PD/PLD.. Lah kita hrs tanya ke siapa....☺️